Pages

Sunday 21 February 2016

LGBT dan Perkembangan Gender Anak

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ismia Unasiansari, M.Pd
(Pemerhati Pendidikan Anak Usia Dini dan Analis Pendidikan Khusus PAUD pada Direktorat PGTK PAUD Dikmas, Kemendikbud

Menjadi orang tua pada masa kini sungguh memiliki tantangan yang berbeda. Tak jarang membuat hati harus berdegup kencang, deg-degan. Serbuan arus informasi begitu mengalir deras. Beragam informasi itu pada akhirnya membanjiri telinga, mata, hati, serta pikiran kita. 

Baru-baru ini, santer terdengar betapa menggelikannya tuntutan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) agar tidak diperlakukan secara diskriminatif. Tuntutan itu dilayangkan kepada pemerintah dan masyarakat. Terlepas dari semua perdebatan mengenai LGBT di masyarakat, terdapat satu hal yang sering luput dari pembahasan. 

Pembahasan itu tentang bagaimana masyarakat kita dapat tumbuh bersama individu-individu yang memiliki orientasi seksual berbeda. Mereka menamakan diri sebagai kaum LGBT. Sebagai orang tua, hal ini tentunya membuat kita harus mawas diri dan tertantang. Tentunya, kita harus lebih mengenali perkembangan anak-anak kita, bukan hanya secara kognitif, tapi juga secara seksual. 

Sesungguhnya, manusia lahir ke dunia ini lengkap dengan alat reproduksi berupa alat kelamin pria atau wanita. Kondisi ini disebutgiven. Kita tidak bisa memilih ingin diberikan Lingga atau Yoni. Salah satu dari keduanya sudah "ditempelkan" pada tubuh kita masing-masing. 

Berbeda dengan pertumbuhan fisik yang bertambah besar seiring bertambahnya usia anak, perkembangan segala atribut diri yang menempel pada jenis kelamin anak sangat tergantung dari pengaruh lingkungan dan pergaulan sosial yang dialami anak. Perkembangan segala atribut ini semestinya sesuai dengan jenis kelamin atau seks anak. 


No comments:

Post a Comment