Pages

Thursday 24 November 2011

Tibo: Bonusnya Buat Ulang Tahun Anak

         Titus Bonai (kiri) akan pulang ke Jayapura pada Kamis (24/11) esok/Heru Haryono (Okezone)
Auzan Julikar Sutedjo - Okezone
JAKARTA – Titus Bonai merupakan sosok penyayang keluarga. Dukungan dan doa dari istri dan anak tercinta merupakan penyemangatnya dalam setiap laga Timnas U-23. Tak heran, saat dia dihadiahi bonus dari PSSI dan Menpora masing-masing Rp50 juta usai membawa Garuda Muda meraih medali perak sepakbola SEA Games XXVI, bonusnya akan dipersembahkannya bagi keluarganya.

“Bonusnya ya buat keluarga. Iya buat anak, kan sedang ulang tahun,” katanya kepada Okezone di MNC Plaza, Jakarta, Rabu (23/11/2011).

Sejak 2005 lalu, pemain bernama lengkap Titus Jhon Londouw Bonai ini menikah dengan Novalia Metiaman (24) dan telah dikaruniai seorang putri bernama Natalia Krisnalia Bonai (3). Istri dan anak Tibo sendiri kini tengah berada di Jayapura.

Tibo bermain gemilang pada SEA Games lalu dengan mencetak empat gol. Berkat penampilan impresifnya itu, Tibo diincar oleh sejumlah klub, salah satunya yang paling berminat adalah Persib Bandung.

Namun, hal ini langsung dibantah Tibo. “Yang jelas saya masih akan terus bermain bagi Persipura. Saya tidak akan pindah ke Bandung,” ujar pemain kelahiran Serui, 4 Maret 1989 tersebut.

Pada partai final melawan Malaysia, dua hari lalu ada satu pertanyaan yang menggelitik sebagian orang soal apakah Tibo memakai deker (pelindung lutut) atau tidak. Saat ditanyakan langsung kepada Tibo, Tibo hanya menjawab singkat: “Pakai, pakai,” katanya.

Saat drama adu penalti, sekalipun penaltinya masuk tetapi Garuda Muda terpaksa harus menelan pil pahit karena dua rekannya gagal mengeksekusi tendangan dengan sempurna. “Saya sebenarnya deg-degan (saat mengambil tendangan penalti), tapi puji Tuhan penalti saya masuk,” katanya. Tibo sendiri akan pulang ke Jayapura, Kamis (24/11) esok.
(fit)

Maut-ul Masyahir (Kematian Orang-Orang Tenar)

Catatan ini, ingin aku buka dengan beberapa bait puisi gubahan Ibnu-l Wardi, yang terkenal dengan judul "Lamiyah", sebab huruf terakhir tiap bait puisinya diakhiri dengan huruf Lam. Catatan yang aku tulis setelah menyaksikan hari-hari penuh sejarah yang saat ini mengguncang dunia, terutama dunia Arab.

Tewasnya diktator Libya, Muammar Gaddafi, di tangan rakyatnya sendiri, setelah 42 tahun berkuasa.

Wafatnya Pangeran Sultan, Putra Mahkota Saudi Arabia, yang hanya tinggal selangkah lagi saja untuk menjadi Raja.

Meninggalnya pembalap tenar, Marco Simoncelli, setelah kecelakan mengerikan dalam balap motor MotoGP World Championship di Sepang, Malaysia.

Mangkatnya Anis Mansour, penulis terkaliber di negara-negara Arab, yang punya catatan pinggir tiap hari di harian internasional as-Syarq al-awsath.

Di samping isu yang belum jelas kebenarannya, soal katanya tokoh Wahabi dunia, Abdurrahman As-Sudais yang katanya ikutan menyusul juga (dan ternyata yang wafat adalah bapaknya).

Alhasil, banyak pelajaran pada hari-hari ini bagi siapapun yang mau mengambil pelajaran, bukankah S. Umar bin Khattab berkata, bahwa pelajaran terbesar kehidupan, adalah kematian itu sendiri.

Ibnu-l Wardi secara ekselen menggubah:

(Aina Namrud wa Kan'an wa Man # Malaka-l ardho wa walla wa azal
Aina Aad, Aina Fir'aun, wa Man # Rofa'a-l Ahram man yasma' yakhal
Aina Man Syadu wa Sadu wa Banau # Halaka-l Kullu wa lam tughni-l qulal
Aina Arbabul Hija Ahlun Nuha # Aina Ahlul ilmi wal Qoumul Uwal
Kataba-l mauta alal kholqi fa kam # qolla min jam'in wa afna min duwal...)

Mana Namrud, mana Kan'an, dan mana orang-orang yang pernah menguasai bumi, yang mengangkat ini, memecat itu.

Mana Bangsa Ad, Mana Fir'aun, dan orang-orang yang membangun berbagai jenis piramida yang mendengarnya siapapun pasti terpukau oleh bermacam imajinasi

Mana semuanya mereka-mereka yang mendirikan, memimpin, membangun, semuanya mati dan tak berguna apapun istana-istana mereka.

Bahkan mana juga para pemikir, para ilmuwan, para ulama', dan bangsa-bangsa terdahulu..

Allah telah Menetapkan kematian untuk setiap makhluk, dan coba lihat, berapa banyak bangsa yang punah, dan berapa banyak negara ataupun kerajaan yang hilang.

Jika sejenak saja mau merenung, membayangkan, atau melihat foto-foto yang terpampang. Bagaimana Gaddafi yang sepanjang karir politiknya tampil dengan berbagai pose yang gagah dengan berbagai kostum nyentrik, dan di foto terakhirnya dia tampil hina dina dengan wajah lebam berdarah-darah, sebelum tewas dan terbujur kaku di kulkas mayat?

Nasib tragis seorang diktator yang mati mengenaskan di tangan anak bangsanya sendiri, setelah lari terbirit-birit dan ditemukan di sebuah selokan seperti seekor tikus yang kedinginan basah kuyup oleh air got, setelah 8 bulan sebelumnya dengan begitu jumawa menyebut bangsanya sendiri, sebagai tikus (jurdzan) yang harus diinjak dan dibasmi.

Dalam perumpamaan arab, "mashir-u kulli toghiyah, wadhihah", akhir dari pada setiap diktator, sangat jelas.

Dan al-Qur'an memberikan pelajaran terbesar tentang itu dengan mencontohkan Fir'aun sebagai aktor utamanya. Pelajaran bahwa setiap diktator, dengan berbagai kekejamannya dan kesewenang-wenangannya, maka dia akan menemukan dirinya di akhir, dalam posisi terinjak-injak dan hina. Baik oleh rakyatnya sendiri, atau oleh sejarah.

Lebih dari pada itu, bahkan bangkai Fir'aun yang tenggelam pun terawetkan untuk menjadi pelajaran hidup dan langsung bagi siapapun yang menjadi pemimpin, meski pemimpin kelas kampung sekalipun.

Bahwa jangan coba-coba untuk dzolim jika tidak ingin mati mengerikan di akhir nanti, jika tidak ingin namanya tercoreng oleh moreng dalam sejarah yang terus dikisahkan anak pinak bercucu-cucu sampai lewat tujuh turunan, jika tidak ingin namanya selalu disertai oleh umpatan dan hujatan.

Dan masih ada lagi yang tersisa dari catatan ini... Wallahu a'lam (*)







Awy Ameer Qolawun

Nunun Nurbaeti tertangkap Kamera Tangah Belanja, Kata Dokter: Dia Dianjurkan Banyak Beraktivitas



REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktifitas tersangka kasus suap cek pelawat Nunun Nurbaeti di Singapura terekam kamera foto. Pada foto itu Nunun terlihat sehat dan sedang melakukan aktivitas berjalan kaki. Menanggapi hal tersebut, Dokter pribadi Nunun, Andreas tak heran dengan aktifitas pasiennya itu. Dokter Andreas tak heran dan kaget Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap pemenangan Miranda S Gultom sebagai Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia bisa jalan-jalan dan tampak bugar saat melakukan aktivitas itu.

Pasalnya, Nunun memang hanya sakit demensia. Penyakit ini tak sampai membuat Nunun tak bisa jalan.

Andreas mengungkap, dengan sakit yang menderanya itu, Nunun memang dianjurkan untuk selalu bergerak dan berjalan-jalan. "Ya nggak ada yang salah. Dia malah diminta untuk selalu aktif. Bisa dicek di surat rekomendasi saya," kata Andreas saat dihubungi, Kamis (24/11).

Andreas merupakan dokter yang mengeluarkan rekomendasi terkait penyakit Nunun. Namun, Andreas mengaku tak lagi menangani Nunun, secara medis, sejak 3 Mei 2010. Andreas mengaku, hanya sesekali memberikan saran medis kepada sosialita itu. Saat menjadi dokter pribadi, Andreas mengaku menganjurkan Nunun untuk selalu kontrol setiap semester.

Terkait gambar Nunun yang tertangkap kamera tengah berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan dengan kondisi yang relatif bugar, Andreas enggan berkomentar.
Redaktur: Siwi Tri Puji B
Reporter: Muhammad Hafil

Kenapa Mega Tak Mau Hadiri Nikah Aliya-Ibas?






INILAH.COM, Jakarta - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri tak hadir dalam akad nikah Edhie Baskoro Yudhoyono dengan Siti Ruby Aliya Rajasa tanpa alasan jelas.

Megawati adalah salah satu tamu yang diundang dalam pernikahan putra bungsu Presiden SBY. Namun, hingga jelang berakhirnya acara, Megawati dipastikan tidak hadir.

Ketidakhadiran Megawati ini semakin menguatkan masih adanya konflik antara Megawati dengan SBY. Namun, bagi Partai Demokrat, ketidakhadiran ketua umum PDIP ini bukan suatu masalah penting.

"Hadirnya pentolan PDIP macam TK (Taufik Kiemas), Pramono Anung, cukup baguslah," ujar Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan kepada INILAH.COM, Kamis (24/11/2011).

Ramadhan yang turut hadir dalam pesta pernikahan Ibas, yang juga Sekjen DPP Partai Demokrat, belum mendapatkan kabar penyebab ketidakhadrian Megawati. "Saya nggak tahu ke mana mbak Mega (Megawati, red)," katanya. [mah]

Polisi Tetapkan Tiga Tersangka Pembunuh Raafi

                                       Raafi Aga Winasya Benjamin, siswa SMA Panggudi Luhur 

JAKARTA- Penyidik Polres Jakarta Selatan telah memeriksa tiga orang dalam kelompok Michael, atau kerap dipanggil Mike, selama 1x24 jam terkait penusukan siswa SMA Pangudi Luhur, Raafi Aga Winasya Benyamin. Tiga orang ini pun telah ditetapkan sebagai tersangka dalam pengeroyokan terhadap Raafi.
"Setelah seharian pemeriksaan intensif dan pada hari ini (23/11) tiga orang ini telah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan, kaitannya kasus pengeroyokan atau pasal 170," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Baharudin Djafar yang didampingi Kepala Polres Jakarta Selatan, Kombes Imam Sugianto dalam jumpa pers di Mapolres Jaksel, Jakarta, Rabu (23/11).

Baharudin menjelaskan tiga orang yang ditetapkan tersangka dalam pengeroyokan Raafi yaitu M alias T (27 tahun), FJ alias B (25 tahun) dan H (24 tahun). Ketiga orang ini ditangkap pada Selasa (22/11) lalu namun di tempat yang berbeda. M ditangkap di Jakarta Selatan, FJ ditangkap di Jakarta Utara dan H ditangkap di Jakarta Pusat.

Dalam pemeriksaan tersebut, ketiga orang ini telah memenuhi unsur dan bukti yang cukup untuk ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dikenakan pasal 170 juncto pasal 351 (3) KUHP. Sejak 23 November 2011, ketiga tersangka ini ditahan di Rutan Polres Jaksel.

Raafi tewas dengan luka tusuk di perut sebelah kiri di tempat hiburan Shy Rooftop, Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, 5 November 2011 lalu. Raafi dan teman-temannya diserang kelompok Mike karena menyentilkan puntung rokok dan akhirnya terjadi kericuhan. selain Raafi, korban lain yaitu G, yang masih dirawat di rumah sakit.

Briptu Eko Penembak Guru Ngaji Mengaku Menyesal


Surabaya - Berkas tahap dua kasus penembakan terhadap guru ngaji, Riyadhus Solikhin yang dilakukan Briptu Eko anggota reskrim Polres Sidoarjo, rencananya dilimpahkan hari ini.

"Ya memang hari ini, tapi jamnya jam berapa saya belum tahu," kata kuasa hukum tersangka, Tri Mulya kepada wartawan di Kejaksaan Tinggi (Kejati), Kamis (24/11/2011).

Tri mengaku jika pihaknya belum menyiapkan pembelaan bagi Briptu Eko. Alasannya, pihaknya masih belum menerima berkas pelimpahan. "Saya masih belum menerima berkas. Karena dari berkas itu akan jadi acuan untuk membuat pembelaan bagi Eko," imbuhnya.

Dia menjelaskan saat ini Briptu Eko sudah mengakui semua kesalahan yang telah dilakukan dan pengakuannya selama ini ternyata dibuat-buat.

"Dia (Eko) sudah menyesal dan mengakui semua. Bahkan sudah meminta maaf pada keluarga korban secara langsung," jelasnya.

ementara Kasi Penerangan Hukum dan Hukum Kejati, Mulyono ketika dihubungi terpisah enggan mengungkapkan jadwal penyerahan berkas kasus tahap kedua Briptu Eko. "Saya tidak tahu, tapi jamnya juga tidak tahu," ujarnya singkat.

Seperti yang diberitakan, Riyadhus Sholihin tewas ditembak oknum anggota Reskrim Polres Sidoarjo, usai menyerempet seorang polisi di depan GOR Delta Sidoarjo, pada Jumat (28/10/2011) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.


(ze/fat)


detik.com