Pages

Thursday 13 July 2017

8 Orang dari Keluarga Muslim Tewas Dieksekusi, Termasuk 3 Gadis di Bawah 15 Tahun

jpnn.comKRABI - Delapan orang, termasuk tiga gadis berusia di bawah 15 tahun tewas dieksekusi kelompok bersenjata di KrabiThailand, Senin (10/7). Sementara tiga korban lainnya menderita luka serius.
Polisi mengatakan sekelompok pria berjumlah sekitar enam atau tujuh orang, mengenakan pakaian kamuflase militer, menyerbu sebuah rumah sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Mereka membawa sepuluh orang sandera dan menunggu pemilik rumah, yang sepertinya menjadi sasaran utama, kembali ke rumah tersebut.
"Sekitar pukul delapan malam pemiliknya tiba, semuanya (korban) diborgol dan ditutup matanya sampai tengah malam. Orang-orang bersenjata kemudian melepaskan tembakan," kata kepala distrik Ao Luek, Chaiwut Buathong kepada AFP, Selasa (11/7).
Enam meninggal di tempat kejadian, dua lainnya meninggal di rumah sakit. "Tiga korban (tewas) adalah anak perempuan berusia di bawah 15 tahun. Tiga lainnya dibawa ke rumah sakit dengan kondisi kritis," katanya.
Sumber dari kepolisian menyebutkan, dugaan awal kasus ini dipicu konflik pribadi.
Wakil juru bicara kepolisian nasional Krissana Pattanacharoen mengatakan kepada wartawan bahwa korban tersebut berasal dari keluarga muslim setempat. "Orang-orang bersenjata tersebut mengaku sebagai pejabat yang ingin memeriksa aktivitas ilegal," ujarnya.
Kepemilikan senjata api sudah biasa terjadi di Thailand. Pertengkaran kecil sering berubah menjadi mematikan. Namun belakangan ini, pembunuhan massal terorganisir sudah jarang dilakukan.
Provinsi Krabi sendiri adalah tujuan liburan yang populer dengan pantai-pantai seperti Ao Nang dan Rai Ley. Di provinsi ini tinggal komunitas muslim yang besar. (adk/jpnn)
http://www.jpnn.com/news/8-orang-dari-keluarga-muslim-tewas-dieksekusi-termasuk-3-gadis-di-bawah-15-tahun

Dikira Penculik, Seorang Kakek Dipukuli Warga di Banjarnegara, Setelah Ditelusuri Ini Asal-Usulnya

Laporan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Berita hoax tentang penculikan anak oleh orang gila yang tersebar melalui media sosial kembali memakan korban.
Lagi-lagi, orang gila yang tak tahu apa-apa soal isu itu menjadi sasaran amuk warga yang terpancing kabar hoax tersebut.
Seorang kakek yang diketahui mengalami gangguan jiwa, Sapto Handoyo (49), babak belur dihakimi massa di Desa Panggisari Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara.
Kakek asal Desa Ciplopo Kecamatan Kedungreja, Cilacap itu dikeroyok massa ketika memasuki sebuah warung di desa Panggisari.
Pemilik warung yang melihat korban masuk warung terkejut dengan kedatangan tiba-tiba pria diduga gila itu.
"Ia berteriak sehingga masyarakat di sekitarnya mendatangi warung tersebut," Kapolsek Mandiraja, AKP Minarto, Senin (20/3).
Masyarakat yang latah termakan isu hoax itu mengira, Sapto berpura-pura gila sebagai modus untuk menculik anak.
Mereka pun dengan cepat bereaksi dan mengeroyok dan memukuli orang gila tersebut.
Akibat tindakan main hakim sendiri itu, korban menderita luka memar di bawah mata kiri.
... 
http://jateng.tribunnews.com/2017/03/20/kakek-gila-dipukuli-warga-di-banjarnegara-saat-ditelusuri-polisi-ternyata-dari-sini-asal-usulnya