Pages

Sunday 5 June 2011

Satu Juta Warga Turki Daftar Ikut Freedom Flotilla


Hidayatullah.com--Syeikh Raed Salah hari Jum'at (03/5) mengatakan bahwa satu juta orang Turki mendaftar untuk ikut serta dalam rombongan Freedom Flotilla II, guna mendobrak blokade Zionis-Israel atas Jalur Gaza.

Bulan Mei 2010, pasukan Zionis menyerbu Freedom Flotilla yang sedang berada di perairan internasional dekat Gaza dan menewaskan 9 warga Turki serta melukai puluhan orang lainnya. Insiden itu merusak hubungan antara Turki dan Zionis-Israel.

Kepada Radio Maan, Salah yang merupakan aktivis kelompok Islam pejuang Palestina yang tinggal di wilayah utara pendudukan Zionis-Israel itu, mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat Barack Obama adalah "pria paling bodoh tahun 2011."

Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat mendesak agar pemerintah Turki menghentikan rencana keberangkatan Freedom Flotilla II, yang direncanakan berlayar bulan Juni ini.

Dalam wawancara itu juga Salah menegaskan bahwa dirinya tidak akan ikut memperebutkan kursi di parlemen Israel, Knesset.

"Dengan segala hormat kepada (orang) Arab anggota Knesset, saya tidak akan pernah bergabung dengan institusi tersebut," tegas aktivis yang sering ditangkap dan keluar-masuk penjara Zionis itu.* maan
Sumber : maan
Red: Dija

Anak Korban Perceraian, Bisa Alami Sulit Belajar


Hidayatullah.com--Perceraian yang dilakukan oleh orangtua pasti akan berdampak terhadap kehidupan anak-anaknya. Studi menemukan bahwa anak yang orangtuanya bercerai akan membuatnya kesulitan belajar dan bergaul.
Peneliti menemukan bahwa anak-anak yang orangtuanya bercerai akan berjuang lebih keras dalam belajar matematika dan bergaul. Hal ini kemungkinan karena dipengaruhi oleh rasa kecemasan, kesepian dan sedih yang dialaminya.

Studi yang dilakukan selama 5 tahun ini membandingkan perkembangan emosi dan akademik dari anak-anak yang orangtuanya bercerai dan yang tidak. Sebanyak 3.585 anak-anak terlibat dalam studi ini yang usianya sekitar 4 tahun.

"Anak-anak akan mengalami kemunduran dalam nilai matematika dan masalah pada keahlian interpersonalnya, mereka lebih rentan terhadap perasaan gelisah, kesepian, harga diri yang rendah dan kesedihan," ujar ketua studi Hyun Sik Kim dari University of Wisconsin-Madison, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (3/6/2011).

Hyun Sik Kim menuturkan masalah tersebut biasanya akan muncul begitu proses perceraian dimulai. Hasil penelitian ini telah dilaporkan dalam American Sociological Review.

Peneliti mengungkapkan kemunduran dan masalah yang timbul akan lebih besar ketika anak-anak mengalami stres akibat melihat orangtuanya saling menyalahkan atau berdebat satu sama lain saat bercerai.

"Kondisi kehidupan tidak stabil yang dialami oleh anak-anak yang orangtuanya bercerai juga bisa mengganggu hubungan sosial si anak," ungkapnya.

Hasil studi ini semakin menambahkan bukti yang menunjukkan dampak buruk bagi anak-anak jika orangtuanya bercerai, terlebih jika perceraian tersebut dilakukan secara tidak baik. Studi di Inggris menunjukkan anak-anak dari perceraian 5 kali lebih besar berisiko menderita masalah mental. *
Sumber : lpt/ir

Rep: Administrator
Red: Cholis Akbar

Ilmuwan Indonesia Akan Luncurkan I4 Talks

 
Den Haag - Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) akan meluncurkan salah satu kegiatan unggulannya dengan bendera I4 Talks.

Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari (11- 12/6/2011) ini secara perdana akan disiarkan online melalui situs resmi I4 Talks, demikian Achmad Adhitya kepada detikcom melalui surat elektronik, Sabtu malam atau Minggu (5/6/2011) dinihari WIB.

Diharapkan I4 Talks mampu memfasilitasi berbagai gagasan, menyebarkan pengetahuan dan mengagitasi ide ke seluruh dunia, yang pada akhirnya akan mengkolaborasi berbagai elemen masyarakat, baik ilmuwan, praktisi profesional, pelajar, dan pemangku kepentingan lainnya.

Sementara itu Kepala Bidang Informasi Interaktif I4 Abdullah Abbas mengungkapkan optimismenya mengenai I4 Talks ini.

"I4 Talks dapat menjadi wadah pertukaran ide dan pengetahuan dari berbagai kelompok masyarakat di seluruh dunia, sehingga ke depan akan muncul kerjasama baru antar-kelompok,” ujar Abdullah.

Kegiatan ini sebagai tindak lanjut International Summit (IS) 2010 dengan tujuan menerjemahkan dan menelaah berbagai disiplin keilmuan melalui gugus-gugus keilmuan yang terkait dengan permasalahan-permasalahan nasional saat ini dan tantangannya di masa mendatang.

Dalam tahapan implementasi kebijakan pasca IS 2010, masing- masing gugus keilmuan merancang dan melakukan berbagai workshop, pelatihan, sosialisasi termasuk peluncuran jurnal keilmiahan yang diharapkan mampu menjadi rujukan oleh berbagai elemen masyarakat di Indonesia.

(es/es)