Pages

Sunday 24 November 2013

Pencabulan, guru SD raba dan ciumi murid saat les

Merdeka.com - Seorang guru sekolah dasar, berinisial Ksm, di Kecamatan Pontianak Kota, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap muridnya, yang diperkirakan lebih dari satu.

Drw, salah seorang orangtua murid saat mendatangi pihak sekolah, di Pontianak, mengaku kaget setelah mendapat pengaduan dari putrinya, siswi kelas V SD. Anaknya itu mengaku telah diperlakukan tak senonoh oleh gurunya di luar jam sekolah, seperti diraba, dicium, dan dipeluk guru tersebut.

"Kedatangan kami ini guna meminta pihak sekolah memproses hukum guru itu, jika tidak akan dilaporkan ke polisi," kata Drw, seperti diberitakan Antara, Sabtu (23/11).

Menurut Drw, sebelum mendatangi sekolah, dia sudah melakukan pengecekan atas pengakuan anaknya, ternyata korban pelecehan bukan hanya anaknya, melainkan beberapa murid lainnya juga menjadi korban pelecehan seksual oleh oknum guru tersebut.

"Saya sudah pastikan ke anak saya. Anak saya mengaku dia diraba-raba, dicium dan dipeluk oleh guru itu sewaktu les. Kedatangan kami ke sini untuk memastikan kebenaran itu," ungkapnya.

Kedatangan Drw ke sekolah itu hanya disambut Wakil Kepala Sekolah GM Umar Kusumayadi, karena kepala sekolah sedang tidak ada di tempat. "Kami tunggu sampai kepala sekolah datang. Jika tidak ditindak, maka akan kita laporkan ke polisi," ujarnya.

Sementara itu saat dikonfirmasi, wakil kepala sekolah GM Umar Kusumayadi mengatakan sebelum peristiwa itu mencuat, dia sudah mendengar adanya desas-desus dugaan pelecehan seksual terhadap murid oleh gurunya sendiri. Bahkan sekolah sudah menegur guru yang bersangkutan agar tidak mengulangi perbuatannya itu.

"Sebenarnya kejadian ini sudah lama, sejak September 2013, pihak sekolah sudah memanggil guru bersangkutan, dan telah berikan pembinaan. Setelah itu, kejadian seperti ini tidak lagi terdengar, sehingga saya pun heran, kenapa sekarang ada lagi," ujarnya.

Menurut Umar, sekolah mengetahui adanya dugaan pelecehan seksual ini dari laporan murid-muridnya. "Kami sudah tanyakan kepada guru yang bersangkutan, dan menurut guru itu, hal itu terjadi karena kedekatan antara guru dengan muridnya," kata Umar.

Peristiwa itu, diduga di luar jam sekolah, sehingga tidak banyak guru mengetahuinya. "Sebenarnya pergaulan antara Ksm dengan guru yang lainnya cukup bagus. Bahkan dia itu sangat fleksibel. Namun, peristiwa itu di luar jam sekolah, yakni jam tambahan (les)," ujarnya.

Umar berharap kasus itu tidak sampai ke polisi, mengingat bisa berdampak pada tumbuh kembang dan psikologis anak.

"Kita menunggu kedatangan kepala sekolah, mungkin Selasa (26/11), dan akan dibicarakan bersama orangtua murid. Masalah sanksi apa yang akan dilakukan, kami serahkan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak," ujarnya.
[mtf]

Ide Golkar Perjuangan Hanya Pepesan Kosong?

INILAH.COM, Jakarta - Rumor Partai Golkar Perjuangan menyeruak di tengah Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Wacana ini berbarengan dengan ide evaluasi Aburizal Bakrie sebagai Capres dari Partai Golkar. Wacana pepesan kosong?

Wacana Partai Golkar Perjuangan menyeruak di tengah agenda Rapimnas yang berlangsung pada 22-23 November 2013. Wacana ini sejatinya bukan hal baru. Golkar memiliki sejarah soal perpecahan di internal. Paling mencolok, pendirian Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) yang didirikan oleh Jenderal (Purn) Edy Sudrajat, muncul setelah terjadi kekalahan dalam Munas Partai Golkar pada 1998.

Kini, wacana Partai Golkar Perjuangan mengingatkan konstalasi Golkar pasca-reformasi meski, setting sosial politik jelas berbeda pada 1998 dengan saat ini. Apalagi empat bulan lagi, Pemilu 2014 akan digelar.

Tokoh DPD II Muntasir Hamid menyebutkan, pihaknya mencium ada gelagat upaya pendirian Partai Golkar Perjuangan. Ia mengkhawatirkan wacana itu benar-benar terbentuk. "Yang saya khawatirkan akan muncul Partai Golkar Perjuangan, mudah-mudahan jangan," sebut Hamdi kepada INILAH.COM di Jakarta, Jumat (22/11/2013).

Menurut dia, implikasi adanya Partai Golkar Perjuangan akan berdampak pada hal yang mendasar di tubuh partai. Wacana Partai Golkar kembali ke khittah akan berimplikasi yang tidak sederhana. "Larinya macam-macam," ingat Munstasir.

Sementara Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung membantah ada wacana Partai Golkar Perjuangan. Ia menegaskan jangan dikembangkan wacana Partai Golkar Perjuangan. Ia berharap keluarga besar Partai Golkar bersatu.

"Imbauan saya mari bersama, kalau ada sesuatu yang kurang dapat perhatian partai sampaikan saja, kenapa takut. Terrmasuk seandainya DPD II rasakan itu, sampaikan ke tingkat I atau datang ke DPP silakan saja," ujarnya.

Wacana ini menyeruak di tengah seruan sejumlah senior Partai Golkar seperti Suhardiman dan Zainal Bintang tentang figur ARB agar dievaluasi dari pencapresan. Wacana ini tampaknya sulit direalisasikan. Biaya politik yang tidak murah bila wacana ini benar-benar terwujud, salah satunya yang patut dipertimbangkan. Wacana Partai Golkar Perjuangan juga tak lebih menjadi wacana turunan satu paket dengan wacana evaluasi ARB sebagai Capres Partai Golkar.

Wacana PG Perjuangan tak lebih sebagai upaya mencari perhatian di tengah ambisi segelintir elit Partai Golkar untuk merebut tiket kursi capres. Tak lebih wacana ini hanya bentuk frustrasi politk elit yang kebelet maju capres. [mdr]

Boediono Diperiksa KPK Selama 8 Jam

JAKARTA- Wakil Presiden Boediono tetap menunjukkan sikap tenang seperti biasanya setelah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kantornya, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Sabtu, (23/11). Memakai kemeja putih dan celana abu-abu Boediono melangkah tenang saat akan melakukan jumpa pers.
Dalam jumpa pers, Boediono membenarkan bahwa ia memang diperiksa KPK sebagai saksi untuk kasus skandal Bank Century.
"Saya baru saja menjalani pemeriksaan. Ini kewajiban saya sebagai warga negara untuk berikan keterangan pada KPK terkait dengan kasus Bank Cenetury. Saya diperiksa sebagai saksi," tutur Boediono dalam jumpa pers.
Dalam pemeriksaan hampir 8 jam, Boediono mengaku tak mengingat jumlah pertanyaan yang ditanyakan penyidik KPK. Terkait rincian pertanyaan, ia menyatakan tidak dapat menyampaikan pada publik karena hal itu merupakan kewenangan KPK untuk merincinya. Ia hanya menyatakan sudah memberikan keterangan secara utuh pada penyidik.
"Pertanyaannya banyak ya saya sampai tidak ingat lagi karena dari jam 10 pagi saya sudah diperiksa," tutur Boediono sambil tersenyum.
Boediono mengungkapkan memang ia yang meminta KPK agar pemeriksaan dilakukan pada hari Sabtu. Hal ini karena pada hari biasa, ia memiliki banyak kegiatan kenegaraan. Salah satunya menerima sejumlah pejabat dari negara lain.
"Saya minta hari ini, karena ini hari yang bebas untuk dimanfaatkan dan bisa memberikan penjelasan pada KPK secara tuntas," tandas Boediono. (flo/jpnn)

jpnn.com

PRT di Beji Diduga Aborsi, Bayi Disimpan di Lemari

Depok - Seorang pembantu rumah tangga di Beji, Depok, Jabar, dibawa ke rumah sakit setelah mengalami pendarahan. Diduga ia melakukan aborsi. Bayinya telah meninggal dan disimpan di lemari.

Mendapat adanya aborsi, polisi langsung menyelidiki lokasi, di Perumahan Pupuk Kujang, Beji Timur, Beji, Kamis (27/12/2012) dini hari. Belasan polisi dari Polsek Beji dan Polresta Depok menggelar olah TKP dan memeriksa para saksi. Namun mereka belum memberikan keterangan secara rinci.

"Kami menerima telepon dari seseorang yang menemukan mayat bayi di lemari kamar pembantunya yang dibungkus kain sarung," ujar Kapolsek Beji AKP Agus Widodo di RS Mitra Keluarga Kota Depok, Jalan Raya Margonda, Kamis (27/12/2012).

Namun Agus Widodo belum dapat menjelaskan lebih lanjut dengan alasan masih dalam penyidikan. "Siapa pelapornya, siapa pembantu yang aborsi belum bisa saya ungkapkan. Karena masih dalam penyidikan," elaknya.

Pembantu yang belum diketahui identitasnya itu mengalami pendarahan parah dan dibawa ke ke RS Mitra Keluarga oleh majikannya.

Informasi yang dihimpun, majikan tak menyangka pembantunya hamil. Diperkirakan sang pembantu hamil 7 bulan. Sampai sekarang, pembantu tersebut masih dirawat rumah sakit. Sementara mayat bayi dibawa ke Polresta Depok untuk diperiksa. detik.com

Pemerkosaan Bayi 9 Bulan Diduga Sudah Dilakukan Berkali-kali

ilustrasi bayi

Jakarta - Polisi telah menetapkan Z (31) sebagai pemerkosa bayi 9 bulan di Duren Sawit, Jakarta Timur. Z yang merupakan paman korban ini diduga sudah sering melakukan perbutan bejat ini.

"Dia tidak mau ngomong berapa kali tapi dari hasil pemeriksaan terhadap jenazah korban diduga sudah dilakukan lebih dari sekali," kata Kasat Reksrim Polres Jakarta Timur AKBP M Soleh kepada detikcom, Rabu (6/11/2013).

Soleh mengatakan, Z tidak mengalami ganguan kejiwaan dan selama pemeriksaan pria ini selalu bungkam. "Dia normal tidak ada maslaah kejiwaan," katanya.

Kepolisian telah mengantongi beberapa bukti terkait kasus tersebut. Hasil pemeriksaan mikrobiologi ditemukan bakteri pada anus korban. Bakteri yang ditemukan di anus korban identik dengan bakteri milik tersangka.

Polisi juga melakukan pemeriksaan dengan alat lie detector terhadap tersangka. Hasil pemeriksaan menujukkan tersangka terus memberikan jawaban bohong. Saat diperiksa psikolog jawabannya selalu bertahan.

detik.com

Anak SMA Sembunyikan Bayi di Lemari

Bantul - Miris! Itulah yang bisa digambarkan atas nasib seorang bayi di Bantul Yogyakarta. Selama tiga hari, bayi malang itu disembunyikan ibunya dalam lemari pakaian. Sang ibu yang masih berstatus sebagai siswi sebuah SMA di Bantul terpaksa melakukan hal itu demi mengikuti pelajaran di sekolah.

Keberadaan bayi tersebut dalam lemari akhirnya terbongkar pada Kamis (21/11/2013) siang. Saat itu, Tmj (47), bapak sang siswi bermaksud mengambil laptop di lemari anaknya.

"Laptopnya kan rusak dan mau dibawa ke bengkel. Saat membuka lemari itu ia kaget karena ada benda bergerak di bawah kain. Mungkin bayi itu juga kaget pas lemari dibuka," kata salah satu kerabatnya, Spm.

Penemuan itu lalu dilaporkan Tmj ke Mapolsek setempat. Namun karena curiga, Tmj menjemput anaknya yang tengah mengikuti pelajaran di sekolah. Setelah didesak, Mty akhirnya mengakui jika bayi yang disimpan di lemari adalah darah dagingnya.

Kapolsek Pundong AKP Agus Nuryanto menyatakan bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut dilahirkan pada Selasa (19/11/2013) lalu. Tanpa bantuan siapapun, Mty menjalani proses persalinan termasuk memotong tali pusat bayinya.

"Selama tiga hari itu tidak disusui hanya diberi air putih. Jika ia keluar rumah atau berangkat sekolah bayinya disimpan di lemari," kata Agus.

Menurut Agus, bapaknya sendiri awalnya tidak tahu sama sekali jika anaknya mengandung bahkan hingga melahirkan. Apalagi anak semata wayangnya itu tetap beraktifitas seperti biasa, termasuk berangkat ke sekolah... detik.com