Pages

Monday 23 September 2013

Tambang Indonesia Dikuasai Asing!


itoday – Anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Ali Masykur Musa menyatakan, seharusnya rakyat Indonesia adalah penikmat utama kekayaan alam, bukan warga negara lain. Namun yang terjadi, perusahaan asing pemegang izin pertambangan pada migas mencapai 70 persen.
Sedangkan dalam pertambangan batu bara, bauksit, nikel, dan timah, mencapai 75 persen. Bahkan, untuk pertambangan tembaga dan emas mencapai 85 persen. Ironisnya, Pertamina sebagai BUMN migas hanya menguasai 17 persen produksi dan cadangan migas nasional. Sementara, 13 persen sisanya adalah share perusahaan swasta nasional.
Ali Maskur saat di Universitas Lambung Amangkurat Banjarmasin, Jumat (20/09/2013) juga mengingatkan, eksplorasi tambang yang berlebihan bisa merugikan generasi masa depan. Bila perizinan tambang diobral, reklamasi tidak dilakukan, dan energi baru terbarukan tidak dikembangkan sangat mungkin beberapa tahun kedepan Indonesia bisa gelap-gulita.
Dijelaskan Ali, permasalahan tambang bukan hanya pada penguasaan asing, tetapi juga pada masalah reklamasi pasca tambang. Audit tambang batubara di Kalimantan (2010 dan 2011) menunjukkan, dari 247 perusahaan pemegang izin usaha pertambangan batubara di Kaltim dan Kalsel, 64 perusahaan tidak membuat rencana reklamasi pasca tambang. Sedangkan 73 perusahaan tak setor dana jaminan reklamasi.*

Unik, Adu Kreasi Merangkai dan Mengukir Buah Ala Bali

Gegebogan, sesajen ala Bali (Rita/ detikTravel) 

Festival Danau Batur 2013

Rita Uli Hutapea - d'traveler - Minggu, 22/09/2013 14:30 WIB
 
Bangli - Salah satu yang menarik dalam rangkaian Festival Danau Batur 2013 adalah lomba merangkai gegebogan (sesaji untuk upacara adat Bali). Berbagai kreasi cantik pun ditampilkan para peserta.

Ada banyak atraksi dan lomba dalam event tahunan Festival Danau Batur 2013 yang digelar di desa Kedisan, Kintamani, Bangli, Bali. Salah satu yang menarik adalah lomba merangkai gegebogan.

Gegebogan merupakan persembahan rasa syukur yang disampaikan dalam upacara-upacara adat, dalam bentuk aneka buah dan janur, yang bentuknya diatur sedemikian rupa. Cantik!

"Kriteria penilaian dalam lomba ini adalah kelengkapan yang mencakup janur dan tempat buah, juga estetika, orisinalitas, serta kerapihan mulai dari tahap persiapan sampai selesai," kata Bagus Surya, ketua panitia penyelenggara Festival Danau Batur 2013 kepada detikTravel, Minggu (22/9/2013).

Dikatakan Bagus, lomba ini diikuti 23 kelompok peserta yang masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang. Semua peserta adalah wanita berumur antara 30-40 tahun.

Menurut Bagus, merangkai gegebogan ini membutuhkan keahlian tersendiri, misalnya saat mengukir buah-buahan dan janur.

"Karena itulah pesertanya semua ibu-ibu, karena gadis-gadis di sini meski kerap ikut membantu merangkai, namun belum begitu pandai mengukir buah dan janur," tutur Bagus saat ditemui detikTravel di dermaga Kedisan, tempat berlangsungnya Festival Danau Batur pada 20-22 September 2013.

Dengan kreativitas dan kecekatan, para peserta berlomba untuk membuat gegebogan semenarik mungkin dan memenuhi kriteria juri. Penjurian dilakukan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Fakultas Seni Rupa.

Dikatakan Bagus, waktu yang dibutuhkan untuk merangkai gegebogan adalah sekitar 2,5 jam.

Ketika ditanya mengapa peserta seluruhnya wanita, Bagus pun berujar, "Jadi kalau dalam acara adat Bali, ada semacam pembagian tugas. Laki-laki memasak, perempuan bikin persembahan."

Akhirnya setelah dilakukan penilaian oleh tim juri, terpilihlah tiga pemenang:

- Juara 1: WHDI (Wanita Hindu Dharma Indonesia), merupakan perkumpulan kaum perempuan Hindu se-Kabupaten Bangli. Hadiahnya berupa uang tunai sebesar Rp 1,5 juta.

- Juara 2: desa adat Kintamani. Hadiah berupa uang tunai Rp 1 juta.

- Juara 3: BKD (Badan Kepegawaian Daerah) yang berhak mendapatkan hadiah uang tunai Rp 750 ribu.

Selamat kepada para pemenang!
 
http://travel.detik.com/read/2013/09/22/143046/2365844/1382/unik-adu-kreasi-merangkai-dan-mengukir-buah-ala-bali?v9922021381