Pages

Monday 13 August 2012

Satelit Kedua Asli Indonesia Siap Diluncurkan



INILAH.COM, Bandung - Satelit asli buatan Indonesia yang kedua, siap untuk diluncurkan.Satelit kedua buatan Indonesia ini bernama LAPAN A2; jauh lebih gres ketimbang pendahulunya satelit LAPAN-Tubsat yang diluncurkan pada tahun 2007 silam.

Berdasarkan keterangan resminya, tahun ini, satelit LAPAN kedua yang bernama LAPAN A2 telah selesai dibangun. Satelit ini siap diluncurkan ke orbit tahun depan dengan menggunakan roket India.

Guna menandakan selesai dibangunnya satelit LAPAN A2, LAPAN akan menyelenggarakan penandatanganan prasasti LAPAN A2 yang dilak. Prasasti ini akan ditandatangani oleh perwakilan Kemenristek, Prof Dr Mulyanto, dengan Kepala LAPAN, Bambang S Tedjakusuma, pada acara penutupan RITech 2012, Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung, Sabtu (11/8/2012).

Satelit LAPAN A2 dirancang dan dibuat sepenuhnya oleh LAPAN. Satelit LAPAN A2 merupakan satelit yang sama dengan satelit LAPAN-Tubsat, namun memiliki sensor yang lebih meningkat dibandingkan satelit pendahulunya.

Misi utama LAPAN A2 adalah untuk mitigasi bencana. Satelit ini memiliki sensor Automatic Identification System (AIS) untuk identifikasi kapal layar yang melintas di wilayah yang dilewati satelit tersebut. [ikh]

 http://teknologi.inilah.com/read/detail/1893394/satelit-kedua-asli-indonesia-siap-diluncurkan

Imbauan Pelaporan Penipuan yang Mengatasnamakan KPK







Jakarta, 10 Februari 2012. Sehubungan dengan maraknya pemberitaan terkait penangkapan oknum yang mengaku pegawai/anggota Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang melakukan penipuan/pemerasan atau tindak kejahatan lainnya, KPK mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan melaporkan upaya-upaya penipuan dengan mengatasnamakan KPK tersebut.
Dengan berbagai modus, oknum yang mengaku pegawai/anggota KPK di beberapa daerah meminta sejumlah uang atau menawarkan bantuan dengan imbalan uang ataupun melakukan bentuk kejahatan lainnya dengan menakut-nakuti atau mengaku sebagai pegawai/anggota KPK. Terkait hal tersebut, perlu kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
  • Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai/anggota KPK selalu dilengkapi dengan surat tugas resmi dan dilengkapi identitas/tanda pengenal sebagai pegawai/anggota KPK. Masyarakat dapat mengecek keabsahan surat tugas dan identitas pegawai/anggota KPK ke Direktorat Pengaduan Masyarakat KPK.
  • Pegawai/anggota KPK tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun dan dilarang meminta dana/imbalan berkaitan dengan tugas yang diembannya.
  • Bagi masyarakat yang melihat, mendengar, atapun mengalami secara langsung adanya permintaan dana/imbalan dari pegawai/anggota KPK atau seseorang yang mengaku sebagai anggota KPK, harap segera melaporkannya ke kepolisian terdekat atau ke KPK melalui: 
Direktorat Pengaduan Masyarakat KPK
Jl. HR Rasuna Said Kav C1, Kuningan, Jakarta Selatan 10120
Telepon: (021) 2557 8389
Faksimile: (021) 5289 2454
SMS: 0855 8 575 575
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi: 
Johan Budi SP 
Hubungan Masyarakat
Komisi Pemberantasan Korupsi
Jl. HR. Rasuna Said Kav C-1
Jakarta Selatan 
(021) 2557-8300
www.kpk.go.id | Twitter: @KPK_RI

Koruptor, PSK, Rasa Malu







Tampaknya koruptor mulai terganggu dengan ketenaran pekerja seks komersial (PSK) yang sering muncul di berbagai tayangan kriminal di televisi (TV). Mereka pun mulai bermunculan di TV -dalam berita penangkapan juga tentunya- dan menunjukkan eksistensinya. Namun ternyata sekalipun sama-sama melakukan kesalahan dan sama-sama ditangkap, ada juga beberapa perbedaan sikapnya ketika ditangkap.
PSK ketika dirazia secara spontan akan menutupi wajah mereka dari sorotan kamera TV. Mereka malu diketahui sebagai pekerja seks. Mereka sadar bahwa melacur adalah perbuatan hina, yang tidak saja dilarang oleh undang-undang, tetapi juga dilaknat oleh Allah. Bak dunia terbalik, koruptor ketika selesai diperiksa di kejaksaan, kepolisian, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), atau di pengadil an,dengan bangga berbicara di depan kamera TV. Bahkan ada yang mau diwawancarai secara khusus tanpa rasa malu sedikit pun.

Malu adalah sikap jiwa yang secara kodrati berada dalam diri manusia. Malu inilah yang secara sosiologis membedakan identitas seorang manusia dengan seekor binatang. Artinya, secara normal, manusia memiliki rasa malu, sedangkan binatang tidak memiliki sifat itu. Itulah sebabnya, anjing, ayam, kambing, kerbau, atau binatang yang lain bebas melakukan hubungan seks dan mencuri milik binatang lain di tempat terbuka. Apakah itu pertanda para koruptor mulai mengadopsi sifat kebinatangan?

Koruptor vs PSK

PSK dan koruptor jelas tak bisa disamakan. Ada beberapa perbedaan mendasar antara keduanya yang juga membedakankesalahanyangmereka buat. Perbedaan substansial dari pelanggaran hukum yang dilakukan seorang PSK dengan koruptor antara lain sebagai berikut.

Pertama, PSK, khususnya yang menjajakan diri di pinggir jalan, melakukan pelanggaran sekadar mencari sesuap nasi untuk keluarganya atau untuk diri sendiri. Koruptor bukan mencari sesuap nasi untuk menyela-matkan keluarga dari kelaparan, tetapi untuk mobilnya, rumahnya, kebunnya, perusahaannya, partainya, atau kelompoknya.

Kedua, PSK pada umumnya adalah orang yang berpendidikan rendah, tidak mengerti halal haram, dan tidak pernah (atau jarang) ke masjid, gereja, atau tempat ibadah lain, apalagi sampai umrah atau naik haji. Sementara koruptor pada umumnya adalah orang yang berpendidikan, minimal, serta sering ke masjid, gereja, atau tempat ibadah lain. Bahkan banyak di antara mereka yang sudah haji dan mampu menghafal Alquran.

Ketiga, PSK adalah segelintir manusia yang tidak punya pekerjaan, apalagi jabatan dan kekuasaan karena tidak mempunyai peluang tersebut, sebagai konsekuensi logis dari latar pendidikan mereka. Koruptor adalah sekelompok elite yang memiliki jabatan, kekuasaan, dan peluang sebagai konsekuensi logis dari latar pendidikan mereka. Mulai dari lurah, camat, bupati, gubernur, pimpinan proyek (pimpro), anggota DPRD/ DPR, pengusaha, advokat, hakim, polisi, jaksa, guru, dosen, kepala unit, kepala bagian, kepala biro, direktur, direktur jenderal, menteri maupun presiden atau wakil presiden

Sekalipun ada perbedaan mendasar yang sangat kentara dan sama nis-tanya, kita bisa menemukan kesamaan modus operandi yang menarik antara PSK dan koruptor. Modus ope- randi pelacuran yang dilakukan PSK dan koruptor tidak jauh berbeda, antara Iain sebagai berikut.

Pertama, PSK kelas teri dapat dijumpai di tepi jalan tertentu pada malam hari, mulai dari daerah terpencil sampai di Jakarta. Tarifnya pun mungkin hanya puluhan ribu rupiah. Koruptor kelas teri biasa juga dijumpai di lampu merah, tikungan jalan, di pelabuhan, di bandara, dan di loket-loket pelayanan publik."Tarifnya"mulai dari belasan ribu sampai dengan jutaan rupiah.

Kedua, PSK kelas menengah biasa dijumpai di nightclub,restoran, atau panti pi jat.Tarifnya dari puluhan ribu sampai ratusan ribu rupiah. Koruptor kelas menengah biasa juga ditemui di restoran, nightclub, panti pijat, di seminar-seminar, di lorong-lorong gedung legislatif, gedung pengadilan, di arena pilkada, pemilu, dan pilpres. "Tarifnya" mulai dari puluhan juta sampai dengan ratusan juta rupiah. Korupsi jenis ini biasa dikenal sebagai political corruption.

Ketiga, PSK kelas tinggi biasa dijumpai di hotel berbintang, di kondominium, atau di vila mewah. Tarifnya mulai dari jutaan sampai dengan puluhan juta, bahkan ratusan juta ni piah, bergantung pada pelanggannya, apakah konglomerat, pegawai negeri,atau pejabat tinggi. Koruptor kelas tinggi biasa juga dijumpai di hotel berbintang, lapangan golf, atau forum-forum ilmiah."Tarifnya" mulai dari miliaran rupiah sampai dengan tawaran posisi jabatan komisaris atau saham perusahaan.

Dampak dari PSK dan Korupsi

Kambing atau ayam yang menyaksikan temannya disembelih tidak berusaha lari dari kemungkinan dirinya turut disembelih.ini karena binatang tidak berakal sehingga tidak bisa mengambil pelajaran dari apa yang terjadi di sekitarnya. Anehnya, ada manusia yang mengikuti tingkah polah binatang sehingga hanya dalam beberapa bulan, lima anggota Dewan yang terhormat kita ditangkap KPK.

Dampak dari PSK kelas teri dan menengah adalah lahirnya generasi yang kurang keterampilan dan pengetahuan. Paling berbahaya adalah pelacur kelas tinggi, baik yang menjual tubuhnya maupun yang menjual idealismenya. Pelacur kelas tinggi yangmen jual tubuhnya bisa menjerat pejabat tinggi, politisi, dan pegawai negeri dalam kegiatan korupsi kelas tinggi pula. Tidak kalah dahsyatnya adalah pelacur kelas tinggi yang menjual idealismenya. Pelacur jenis inilah yang menjual aset negara ke negara asing atau melakukan privatisasi perusahaan negara yang oleh UUD 45 dikuasai oleh negara untuk setinggi-tinggi kemakmuran rakyat. Pelacuran jenis ini yang dalam ilmu korupsi disebut sebagai intelectual corruption dan political corruption.

Intelectual corruption akan melahirkan generasi muda yang miskin idealisme, lemah kompetensi, dan loyo. Rasa malu-sesuatu yang masih dipunyai oleh PSK kelas teri-pun pupus. Political corruption akan melahirkan generasi muda yang barbar karena tidak menghargai hukum, tidak menghormati hukum, dan tidak berperilaku hukum, anasionalis. Rasa malu pudar dari politikus, legislator, dan pejabat tinggi karena negara dibiarkan menjadi jajahan dari kolonialisme baru, globalisasi hanya karena nafsu menumpuk harta untuk kemenangan pilkada, pemilu, dan pilpres. Sungguh tragis.***

Oleh : Abdullah Hehamahua (Penasihat KPK)
Sumber : Seputar Indonesia, 04 Juni 2008

http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=619