Pages

Sunday 21 February 2016

Jokowi dan Celana Dalam

Mungkin saja celana dalam orang yang berfoto dengan Jokowi ini terlalu besar dan lebar atau juga ia salah ambil, sehingga malah mencomot celana dalam yang terlalu longgar karena kebesaran.

Hantu di rumah dinas

Rumah dinas walikota solo memang terkenal angker , kata orang - orang hantunya berupa "noni-noni" ( hantu berwujud wanita belanda ).
Waktu itu satu minggu saya menjabat walikota, pada suatu malam saya pulang jam 00.30 wib saya buka pintu saya melihat ada wanita rambut panjang menghadap membelakangi saya.Karena saya terkejut dan di pikiran saya ini pasti hantu noni-noni nya jadi saya berteriak .
Setelah saya berteriak, noni-noninya juga ikut teriak,ternyata istri saya . (Jokowi )

Tertinggal Bonceng Motor

Dengan postur badan menjulang tinggi, ternyata berat badan Joko Widodo (Jokowi) cuma 53 kilogram.

Bisa dibayangkan dong, betapa tak idealnya berat badan Gubernur Jakarta Terpilih ini. Rupanya, kurusnya badan Jokowi ini menyisakan banyak cerita lucu dan sering jadi bahan guyonan teman-teman dekatnya.

Salah satunya, Wakil Wali Kota Solo, Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo. Ketika ditemui penulis buku "Jokowi, Spirit Bantaran Kali Anyar" di rumah dinas di Jalan Gajah Mada, Senin (20/8/2012) sore silam, Rudyatmo bertutur, mereka berdua sebenarnya punya kesamaan.

"Kami tampaknya sama, tinggal di bantaran kali dan pernah jadi korban gusuran," kata Rudy, Ketua DPC PDI Perjuangan Solo. Terkait kurusnya badan Jokowi, Rudy memiliki pengalaman unik saat berkampanye pada pemilihan wali kota Solo tahun 2005.

"Pak Jokowi pernah tertinggal, waktu kampanye pertama. Di daerah Adipito, Adingipang. Saya yang membonceng beliau pakai motor. Saya kira dia sudah naik, ternyata karena kurus, Pak Jokowi masih tertinggal tapi tidak terasa. Karena kurus, naik atau tidak, rasanya sama saja. Hahahaaa... Ternyata dia tertinggal 500 meter di belakang! " kata Rudy, terbahak.

Ketika ditanyakan mengenai perangai kerja keras Jokowi selama tujuh tahun menjabat wali kota, Rudy pun membenarkannya. "Kami 24 jam bekerja. Sering sekali, misalnya ada banjir, saya tahu duluan karena orang lapangan. Yang lain belum tahu, saya sudah kasih tahu Pak Wali. Wali segera meluncur ke lapangan, dan saya sudah di lokasi bencara, menunggu," kata laki-laki berkumis lebat ini.

Kerja keras yang mereka lakukan ini adalah sebagai perwujudan pemimpin yang datang untuk melayani, bukan dilayani. Bahkan sejak masa kampanye periode pertama, tujuh tahun silam, mereka bekerja seperti dilakukan di Jakarta. Mengunjungi dan berdialog dengan warga ke permukiman, bahkan ke tempat kumuh sekalipun.

"Kami masuk ke gang miring, gang bau, dan gang bungkuk. Di sebut gang miring bukan karena letaknya miring, tapi karena betul-betul sempit sehingga untuk masuk saja badan harus dimiringkan. Dan gang bungkuk, untuk bisa masuk harus membungkuk di antara bangunan kumuh dan bau," kenang Rudy.

Kucing-kucingan dengan Vojrider

Jokowi bercerita, sejak menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta, ia kerap dikawal vojrider tiap kali hendak blusukan. Namun, pengawalan tersebut dianggap Jokowi terlalu berlebihan dan memusingkan.

"Sudah bunyi nguing nguing, jalannya gini-gini (zigzag). Saya paling enggak suka itu dikawal dengan cara seperti itu. Ganggu orang, bikin saya pusing juga," ujarnya.

Kerena kesal, Jokowi mengaku sempat kucing-kucingan dengan pengawalnya, yakni dengan menyuruh sopirnya meninggalkan vojrider saat mereka lengah. "Jadi, pas motornya lurus terus, saya belok kiri mendadak. Dia pasti bingung, nengok spion, lah Gubernur saya mana hehehehe," ujarnya sambil tertawa jahil.

KB Gagal

Saat meluncurkan Kartu Jakarta Sehat untuk pertama kalinya, salah satu tempat yang dikunjungi Jokowi adalah kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Di sana, Jokowi bertemu dengan seorang kepala warga dan sempat mengobrol. Kala mengobrol, Jokowi sempat terhentak ketika mengetahui kelapa keluarga itu punya sembilan anak.

"Ini sih KB-nya gagal. Masak punya anak sembilan," ujar Jokowi sambil tertawa. Hal itu disambut tawa bapak yang disinggung dan wartawan.

Kejar Pelari

Kisah ini terjadi dalam lomba lari Mandiri Jakarta Marathon 2013. Kisahnya saat Jokowi sebagai Gubernur DKI akan memberikan medali kepada pelari asal Kenya, Stephen Tum. Karena tidak mengetahui akan dikalungi medali kemenangan, Stephen pun terus berlari. Sementara di belakangnya Jokowi tergopoh-gopoh mengejar  sambil membawa medali yang akan dikalungkan. Peristiwa lucu tersebut terekam dalam sebuah foto dan sempat menjadi perbincangan ramai ditwitter

Kampung Rambutan di Jakarta Selatan

Tepat setahun memimpin Jakarta, Jokowi sempat diuji oleh wartawan sejauh apa pengetahuannya soal Jakarta. Ditanyai apakah dia tahu di mana Kampung Rambutan itu, dengan santai dia menjawab, “Kampung Rambutan itu di Jakarta Selatan.”

Wartawan yang mendengar jawabannya tertawa. Ramai-ramai mereka berkata,”Kampung Rambutan itu di Jakarta Timur, Pak.” Jokowi pun membalas, “Kan, kampung-kampungnya banyak. Masak ngapalin yang gitu-gitu,” ujarnya mengelak.


Ketinggalan di jalan

Kisah ini terjadi pada masa kampanye pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Solo tahun 2005. Saat itu, FX Hadi Rudyatmo yang saat itu Cawali, dijadwalkan kampanye bersama Jokowi di gaerah Kadipiro dengan mengendarai sepeda motor. Rudy di depan sementara Jokowi membonceng.

Rudy yang merasa tandemnya sudah naik langsung tancap gas menuju lokasi. Namun di tengah jalan  seorang anggota tim sukses menyusul dan memberi tahu bahwa Jokowi tertinggal di belakang. Saat Rudy menoleh ke boncengan, Jokowi memang tidak ada.

“Saya kira sudah membonceng, jadi ya langsung berangkat. Ternyata Pak Jokowi tertinggal 500 meter di belakang!” kata Rudy

Kalah ganteng dengan ajudan

Jokowi pernah bercerita, saat menjadi Walikota Solo, dirinya sempat memiliki ajudan yang lebih tampan dibanding dirinya. Karena kalah tampan, ajudannya lebih dianggap sebagai wali kota dibanding dirinya. Buktinya, setiap ada tamu, ajudannya selalu disalami lebih dulu, baru kemudian dirinya.

“Sekali dua kali enggak apa, tapi lama-lama kesel juga. Setelah tiga bulan, ajudan itu saya ganti dengan orang yang lebih jelek dari saya. Habis itu aman. Setiap ada tamu, saya disalami duluan,” ujar Jokowi

Paranormal dadakan

Ketika menghadiri acara di sebuah kampung, stafnya menelepon agar Jokowi segera pulang ke Loji Gandrung karena di tunggu beberapa orang. “Cepat, Pak. Mereka sekarang ada di garasi. Katanya ada yang kesurupan,” kata staf itu.

Jokowi geleng-geleng kepala, “Masak walikota disuruh ngurusi orang kesurupan,” pikirnya. Tapi Jokowi memutuskan untuk pulang. Di rumah dinas, dia melihat beberapa orang terlihat was-was. Setelah diberitahu masalahnya oleh orang-orang itu, Jokowi dengan tenang rumah dinas dan mengambil es dari kulkas.

Dia kemudian meminta ajudan mengompres anak yang kesurupan dengan es. Karena hasilnya kurang mantap, Jokowi meminta beberapa orang mengangkat anak itu ke ruang tamu. Lantas Jokowi mengusap wajah anak itu dengan es. Ajaibnya, anak itu langsung bangun dan mengucap terima kasih. “Tapi tolong, cerita ini jangan sampai kedengaran banyak orang. Bisa-bisa rumah dinas saya nanti penuh orang kesurupan,” kata Jokowi enteng.

Panjat pagar rumah dinas Loji Gandrung

Pernah saat Jokowi pulang terlalu larut, pintu gerbang rumah dinas walikota, Loji Gandrung, sudah tertutup rapat. Meskipun bel di gerbang dipencet berulang kali, tetap tidak ada penjaga yang datang membukakan gerbang.  Bukannya jengkel, Jokowi malah masuk ke rumah dinas dengan cara memanjat pagar.

Aksi panjat pagar juga dilakukan seusai Jokowi nonton acara live Opera Van Java di Stadion R Maladi (Sriwedari) Solo. Jokowi tidak bisa masuk je arena karena masyarakat berjubel. Ajudan ingin menyingkap kerumunan massa, namun Jokowi melarang. Sang walikota pecinta musik metal itu akhirnya memanjat pagar yang sepi penonton untuk bisa masuk stadion.

Terjaring razia polisi

Sebagai pejabat, Jokowi dikenal suka menerobos ketentuan protokoler. Suatu saat dia bersepeda motor keliling kota. Di tengah jalan terlihat kerumunan yang ternyata razia kendaraan. Jokowi pun dihentikan polisi. Seperti layaknya pengendara biasa, Jokowi menghentikan motornya dan mengeluarkan surat-surat kendaraan, termasuk KTP.

Polisi yang memeriksa Jokjowi terkejut, karena baru tahu kalau pengendara motor tersebut adalah Jokowi setelah mengecek surat-surat kendaraan dan KTP. Di awal-awal menjabat sebagai Walikota Solo, wajah Jokowi memang tidak populer.

Pengalaman Pertama memimpin upacara

Pada periode pertama (2005-2010) sebagai walikota Solo, Jokowi dilantik pada hari Jumat. Sabtu-Minggu libur. Senin pertama, Jokowi menjadi jadi inspektur upacara (Irup) untuk yang pertama kali. Semua proses lancar kecuali untuk urusan hormat-menghormat.

Saat komandan memerintahkan penghormatan kepada Irup, semua hormat. Jokowi segera membalas penghormatan tersebut. Namun, Jokowi terus menghormat dan tidak segera menurunkan tangannya. Dia bahkan sempat bertanya dalam hati, “Kok nggak selesai-selesai hormatnya ya?”

Beberapa peserta juga mulai gelisah dan bingung. Ajudannya kemudian memberi kode agar Jokowi segera menurunkan tangan. Walikota baru itu lantas menurunkan tangan dan komandan upacara pun meneriakkan, “Tegak Grak!”

Rupanya Jokowi lupa bahwa perintah komandan upacara sangat tergantung seberapa lama Irup menghormat. Lama penghormatan saat itu hampir dua lebih, di luar batas kepantasan penghormatan dalam upacara apapun yang rata-rata hanya sekitar 10 detik

JOKOWI Di mata Giring Nidji

Waktu itu aku manggung di Solo. Aku tanya ke asisten kira-kira pak walikota Jokowi dateng gak ya? iya katanya
Terus aku bilang ke asisten kalau Pak Jokowi dateng aku dikasih tahu. Beberapa waktu kemudian asisten bilang kalau pak Jokowi datang,
aku kaget karena gak pakai mobil mewah, gak ada pengawal terus waktu aku jalan dia juga di belakang ku jalannya.Biasanya kan pejabat minta di depan dan dikawal ,ini kok enggak hehe

JOKOWI Disalami preman Tanah Abang 

Rencana penataan kawasan Pasar Tanah Abang menuai kekhawatiran dari orang dekat Jokowi. Banyak yang mewanti-wanti kawasan itu sulit "ditaklukkan" lantaran keberadaan preman yang menguasai lahan dan menarik uang pedagang.

"Ada ini, ini, ini, ini, wah, banyak sekali, batin saya. Kalau cuma ini kan sedikit, tapi enggak, ada ini, ini, ini, buanyak. Dan itu di-back up sama ini, ini, ini, ini, saya hanya diam saja," ujar Jokowi.

Akibat situasi tersebut, rencana blusukan-nya ke kawasan perdagangan grosir terbesar se-Asia Tenggara itu pun beberapa kali gagal. Padahal, Jokowi mengaku kakinya "gatal" untuk blusukan ke kawasan tersebut serta menemui pedagang.

Untuk mengantisipasi keselamatannya, Polda Metro Jaya meminta Jokowi untuk sementara waktu tidak blusukan ke sana dahulu hingga suasana pedagang dan preman bisa terkendali. "Saya bilang, kalau begini terus, kapan saya ke sananya. Akhirnya, hari itu saya paksakan. Masuk ke dalam, Bismillah, enggak ada apa-apa, malah nyalamin. PKL nyalamin saya, preman nyalamin saya. Saya tahu preman karena tatonya," ujarnya.

Ah, ada-ada saja Pak Jokowi ini.

JOKOWI kecoh petugas Dishub.

Suatu waktu pada awal menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi blusukan ke Jakarta Barat. Dua pengawal bermotor dari Dinas Perhubungan pun melakukan pengawalan kendaraan dinasnya. Namun, pengawalan tersebut dianggap Jokowi terlalu berlebihan karena berjalan zigzag.

"Sudah bunyi nguing nguing, jalannya gini-gini (zigzag). Saya paling enggak suka itu dikawal dengan cara seperti itu. Ganggu orang," ujarnya.

Jokowi pun memiliki ide menjahili sang pengawal, yakni dengan menyuruh sopirnya untuk belok ke kiri. "Jadi, motornya lurus terus saya belok kiri. Dia nengok spion, lah Gubernur saya mana," ujarnya.

Bronx atau "mbronx"? 
Berasal dari Jawa Tengah membuat aksen Jokowi pada beberapa kata tertentu menjadi terdengar unik, termasuk saat wartawan mewawancarai Jokowi soal Pemprov DKI memperbolehkan seni grafiti sebagai salah satu penghias di Ibu Kota.

"Kita lihat saja the 'Mbronx', bagus kan? Artinya kalau tertata, gambarnya bagus, itu jadi indah, bukan urek-urekan kayak sekarang," ujarnya santai.

Wartawan menerka-nerka, apa maksud Jokowi dengan kata the "Mbronx". Setelah ditelisik, rupanya Jokowi menambahkan huruf M pada kata sebuah kawasan di New York, Amerika Serikat, yang terkenal dengan seni grafiti jalanannya, yakni Bronx. Tanpa membenarkan kosakatanya, Jokowi yang tak sadar ditertawakan wartawan terus saja nyerocos soal pendapatnya soal grafiti di DKI.

Jokowi mengundang seorang blogger ke rumah dinasnya

Saya teringat akan kegiatan Kompasiana Modis (Monthly Discussion) yang diselenggarakan
oleh Kompasiana di Gedung Kompas Gramedia Unit VI Lantai 7, Palmerah Barat-Jakarta, yang mana dalam kegiatan tersebut menghadirkan sosok yang paling sering dicari di mesin pencarian
google yaitu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau yang biasa disapa Jokowi.
Walaupun saya tidak hadir dalam kegiatan tersebut tapi bila membaca informasi dari tulisan sobat kompasiana yang hadir, ada
sesuatu yang sangat menarik, kalau ternyata mas jokowi rajin juga membaca kompasiana, dalam acara tersebut Mas Jokowi mengatakan, katanya kalau malam sering baca kompasiana kadang jam 10 malam bahkan sampai jam 1 pagi. Malah
kalau dilihat tulisan dengan kata “jokowi” langsung penuh berjejer.”

Mendapat informasi kalau jokowi sering membaca kompasiana, saya jadi teringat peristiwa seminggu yang lalu, ketika membuka pesan inbox di kompasiana ada kiriman pesan dari seseorang yang bernama
Jokowi ?
tanpa menunggu lama akhirnya pesan tersebut saya buka, namun alangkah kagetnya saya, ternyata jokowi yang kirim pesan tersebut adalah sosok Mas Jokowi Gubernur Jakarta.
Antara percaya dan tidak percaya terlintas dalam pikiran, tapi faktanya dalam pesan tersebut tertulis sebagai berikut :
” Mas Agus, saya selalu baca tulisan mas agus di kompasiana, malah terkadang suka tertawa sendiri ketika selesai membacanya, istri saya juga pernah membaca salah satu tulisan mas agus sampai tertawa
terpingkal-pingkal.
Bila mas agus ada waktu, saya berkenan mengundang mas agus datang kerumah dinas saya di Taman Surapati Nomor 7 Menteng Jakarta Pusat.
Mas Agus tinggal di Depok kan dan pasti tahu daerah menteng, oke, ditunggu kedatangannya pada hari minggu pagi.
salam dari Jokowi (kontak person
0856xxxxxx) “.

Mendapat pesan dari orang yang mengaku jokowi tentu saja saya tidak serta merta percaya, tapi untung ada kontak personnya,
iseng-iseng nelpon dan ternyata diluar dugaan yang nerima telpon saya langsung mas jokowi, berikut percakapannya :
Saya : Ass wrwb, apakah ini dengan mas jokowi Gubernur Jakarta ?
Mas Jokowi : benar, maaf dengan siapa ini ya ?
Saya : maaf mas jokowi saya agus sutondo anggota kompasiana.
Mas Jokowi : Ooh yah, jangan lupa ya, minggu pagi datang kerumah
Saya : tapi….benarkan ini mas jokowi (suaranya memang mirip)
Mas Jokowi : Loh kok sampean tidak percaya, pernah dengar suara saya kan ?
Saya : Maaf ya mas jokowi, cuma takut ada yang iseng aja, tetapi saya sekarang percaya setelah mendengar secara langsung suara mas jokowi.

Akhirnya berbekal keyakinan kalau yang saya telpon itu adalah benar sosok mas jokowi Gubernur Jakarta, maka tepat pada hari minggu, saya memberanikan diri berangkat ke rumah dinas mas jokowi di taman surapati menteng. Saya berangkat dari depok naik kereta api dan turun di stasiun cikini, setelah itu lanjut dengan naik taksi menuju rumah dinas mas jokowi.
Setelah sampai didepan rumah dinas, supaya tidak malu, saya coba kontak lagi mas jokowi untuk sekedar menyakinkan :
Saya : ass. mas jokowi, saya agus
sutondo
Mas Jokowi : Ooh yah, ada apa mas agus ?
Saya : Maaf mas jokowi, saya sudah ada didepan rumah dinas mas jokowi
Mas Jokowi : Ooh yah, oke tunggu sebentar, saya nanti akan keluar rumah
Saya : terima kasih mas jokowi

Wah kaget juga saya, ketika mas jokowi langsung yang akan menjemput saya diluar rumah, jawaban telpon ini setidaknya dapat menepis keraguan saya tentang sosok mas jokowi yang telah memberi saya nomor telpon dan mengajak main kerumah
dinasnya.
Coba kalau seandainya dalam
telpon tersebut, saya langsung disuruh masuk kerumah dinasnya, tentunya saya masih berpikir ini adalah modus pembohongan dari orang yang iseng terhadap saya.

Tanpa menunggu lama, kemudian
ternyata benar-benar diluar dugaan, Mas jokowi keluar rumah dan langsung mengajak saya masuk kedalam rumah dinasnya.
Sungguh luar biasa mas jokowi ini,
orangnya sangat sederhana dan ramah terhadap setiap orang. Saya disambut layaknya seorang teman yang sudah lama tidak bertemu.

Akhir cerita, sebelum pamit meninggalkan rumah dinas, tiba-tiba mas jokowi memberikan hadiah pada saya sebuah jam
tangan.
” Mas agus, ini ada sedikit kenangan dari saya, sebuah jam tangan kata mas jokowi, dan jangan sungkan-sungkan ya untuk
menerimanya, kalau bisa langsung dipakai saja ,” kata mas jokowi.

Entah karena kebaikan mas jokowi telah menerima saya sebagai tamunya, tanpa ragu-ragu saya langsung menerima hadiah jam tangan dari mas jokowi sambil
mengucapkan terima kasih dan langsung membuka kotak biru pemberian dari mas jokowi. Didalam kotak biru ternyata ada
sebuah jam tangan yang sangat menarik.
Namun ketika jam tangan tersebut akan saya pakai ditangan, tiba-tiba pundak saya ada yang nepuk pundak saya… mas bangun mas, bangun mas, kereta sudah sampai stasiun bogor.

Alangkah kagetnya saya, ketika tiba-tiba ada yang membangunkan kalau kereta api
sudah sampai bogor. Ooh ternyata saya tertidur pulas didalam kereta api yang seharusnya saya turun di stasiun depok baru. Dan cerita diatas ternyata cuma mimpi doang he he he….

He,he,he…juga mas…saya cukup terhibur dengan cerita ini,..bagaimana dengan anda semua, apakah juga terhibur…???
Naahhh kan, jangan antipati dengan berita politik..apapun bisa menghibur kog…

Jika anda penasaran dengan blognya mas agus ini, monggo disambangi agussutondo blog.
http://masshar2000.com )

Pengakuan Masyarakat

Hari itu tiba2 pa Jkowi masuk rumah , Ibu saya kaget katanya...banjirnya sampe mana bu...? tanya Pa Wali, sambil terheran-heran ibu sya jawab, dumugi miriki pak sambil ibu saya menunjuk bekas banjir... Oh...nggih mengke dipadoske solusi. Peristiwa itu terjadi di rumah saya di Tegalrejo, Solo yang sering kebanjiran, saat tiba2 pak Walikota Jokowi mendatangi rumah2 warga. betapa perhatiannya beliau sama rakyat kecil...?? - Tri Widodo -


anak sy yg dapat tugas dr sekolah minta untuk diantar ke lodji gandrung / car free day di solo krtrmu dgn jokowi tp susah nya minta ampun krn saking banyaknya wartawan dn warga masyarakat yg berkerumun....dn melihat anak sy yg desak2 dgn warga lain, beliau serta merta gendong anak sy dn mendudukan ke sisi beliau.....wes arep gawe tugas opo ndok.....kene tak rewangi......terharu sy.....
- Pengawal Pancasila - 

No comments:

Post a Comment