Pages

Friday 13 April 2012

Paskah Suzetta Bebas


INILAH.COM, Jakarta - Terpidana kasus dugaan suap dalam pemilihan deputi gubernur senior Bank Indonesia Paskah Suzetta bebas hari ini, Jumat (13/4/2012) dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, Jakarta.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sihabuddin, Jumat (13/4/2012). "Paskah Suzetta hari ini bebas murni karena dia sudah menjalani masa pidana. Bebas per hari ini, sudah keluar tadi."

Sihabuddin mengatakan, sebenarnya Paskah bisa mendapat bebas bersyarat, tapi dia memilih bebas murni.
Singap Panjaitan, kuasa hukum Paskah Suzetta menyampaikan, memang sudah waktunya kliennya tersebut bebas. "Sudah waktunya, hari ini. Saya belum konfirmasi dari beliau tapi memang tanpa remisi ya hari ini bebas," ujarnya ketika dihubungi INILAH.COM.
Dia mengatakan, untuk pembebasan Paskah cukup ditangani oleh pihak keluarga."Ditangani langsung karena tinggal jemput saja."

Politikus Partai Golkar itu sedianya dibebaskan 30 Oktober 2011 karena pembebasan bersyarat. Paskah batal bebas karena adanya kebijakan pengetatan remisi dan pembebasan bersyarat terhadap koruptor dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) menghukum Paskah 16 bulan penjara karena terbukti bersalah menerima cek perjalanan sebagai imbalan pemenangan Miranda Goeltom sebagai deputi gubernur senior Bank Indonesia di Komisi IX DPR pada Juni 2004. [mvi]

1 Polantas Dikeroyok Geng Motor di Jalan Pangeran Jayakarta

Jakarta Ketika tengah berpatroli, seorang anggota Polantas turut menjadi korban kebrutalan geng motor di Jalan Pangeran Jayakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat 13 April 2012 dini hari. Ia mengalami luka-luka.

"Ada 1 anggota Polantas juga yang kena. Dia lagi patroli naik motor," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat, AKBP Hengki Hariyadi, di Mapolres Jakarta Pusat, Jl Kramat Raya 61, Jakarta, Jumat (13/4/2012).

Siapa Pak? "Belum tahu karena baru dengar kabarnya tadi, setengah jam yang lalu," ujar Hengki.

Menurutnya, anggota Polantas itu mengalami luka-luka. "Lukanya ringan saja," ujar dia.

Hengki menambahkan gerombolan geng motor tersebut beraksi di tiga titik wilayah Jakarta Pusat yakni Jl Salemba Raya, Jl Pramuka, dan Jl Pangeran Jayakarta.

Dokter Aborsi di Cilacap Gugurkan 2.927 Janin


VIVAnews - Kepolisian Resor Cilacap, Jawa Tengah, kembali melakukan penggeledahan di rumah yang dijadikan tempat praktik aborsi milik dr RD, di Jalan Gatot Subroto No.12a, Cilacap, Kamis 22 Maret 2012.

Dari hasil pengeledahan, polisi menemukan buku daftar pasien dokter RD, mulai Januari 2011 hingga Maret 2012. Ditemukan juga sejumlah kartu kontrol pasien, diantaranya milik tersangka DH, pasien terakhir dokter RD yang menjalani aborsi.

Dari hasil temuan tersebut, polisi kemudian memeriksa tersangka N dan tersangka D, asisten dokter RD. Keduanya diminta menjelaskan temuan polisi mengenai buku daftar pasien dan kartu kontrol pasien.

"Pasien yang sudah diaborsi diberi tanda bintang merah di buku daftar pasien. Setelah dihitung, dokter RD ternyata telah melakukan aborsi sebanyak 2.927 kali sejak Januari hingga Maret," kata Kasat Reskrim Polres cilacap, Ajun Komisaris Guntur Saputro.

Sementara dari kartu kontrol, diketahui pasien paling akhir yang bernisial DH, diaborsi setelah umur kehamilannya sudah tujuh bulan, dengan dengan biaya Rp2.750.000. Dalam kartu kontrol juga dijelaskan tanggal kontrol akhir dan kekurangan biaya yang harus dilunasi.

Dari temuan buku daftar pasien dan kartu kontrol, polisi kemudian melakukan mengembangkan. Diketahui bahwa dokter RD mulai membuka praktik aborsi sejak 1991. Hingga Maret 2012, jumlah pasien yang datang tercatat telah mencapai 24 ribu lebih.

Hingga kini, polisi telah menetapkan sembilan tersangka dalam kasus ini. dr RD, dua asistennya, N dan D, gadis yang menjalani aborsi yang berinisial DH, tiga pengantar, dan satu tersangka yang membayar proses aborsi.

Polisi belum menahan dr RD karena masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Pertamina karena menderita sakit jantung dan lambung. Sedangkan DH juga masih dirawat di RSUD Cilacap, karena harus menjalani pembersihan rahim karena masih terdapat sisa aborsi yang belum bersih.

"Tujuh tersangka ditahan di Mapolres Cilacap," kata Guntur Saputro.