Pages

Wednesday 25 January 2012

Motor Rakitan Esemka Suaranya Halus


Sejumlah anggota DPRD Kota Semarang membeli sepeda motor rakitan hasil karya anak SMK N 1 Semarang yang bernama Auriga Esemka dengan lisensi PT Kanzen. Dipelopori oleh Ketua Komisi D Supriyadi, 8 sepeda motor tersebut diterima langsung oleh Ketua DPRD Rudi Nurrahmat dan langsung dicoba dengan berboncengan bersama Wakil Ketua DPRD Djunaidi.

“Suaranya halus dan nyaman,”ungkap Rudi Nurrahmat usai mencoba sepeda motor dengan berkeliling di halaman gedung DPRD Kota Semarang. Ia mengatakan produk dari anak-anak SMK ini merupakan produk yang bagus dan patut dibanggakan. Selain anggota DPRD yang menggunakan motor ini, ia juga berharap produk ini bisa dimanfaatkan oleh Pemkot untuk operasional agar bisa menjadi contoh dan bisa digunakan masyarakat umum.

Kepala Sekolah SMK N 1 Semarang M Sudarmanto mengaku sangat bangga karena karya anak-anak SMK mendapat apresiasi. Ia berharap hal ini bukan hanya sekedar ceremoni namun bisa untuk lebih meningkatkan kualitas produk sehingga bisa digunakan oleh masyarakat Kota Semarang. Hingga kini SMK N 1 sudah memproduksi lebih dari 30 unit sepeda motor dengan harga off the road Rp5,8 juta.
 
halosemarang.com 

PBNU Sesalkan Impor Bawang Merah


Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan masuknya bawang merah impor hingga 54 ton pada Januari 2012 mengingat saat ini sedang musim panen bawang merah.
"Tindakan mengimpor bawang merah sangat disayangkan karena saat ini sedang musim panen bawang merah," kata Ketua Kominfo dan Publikasi PBNU Muhammad Sulton Fatoni di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pihaknya tidak bisa terlalu menyalahkan importir karena, apapun alasannya, importir selalu berorientasi pada keuntungan, bahkan cenderung spekulatif dan mempermainkan pasar.
"Dalam konteks ini kesalahan fatal tentu ada di pihak pemerintah yang tidak mampu memproteksi petani lokal," kata Sulton.

Persoalan impor bawang merah merupakan salah satu persoalan yang menjadi sorotan dalam Rembug Tani Nasional Nahdliyin di Cirebon, Jawa Barat, beberapa hari lalu.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang hadir dalam kesempatan itu pun sempat mengkritik pemerintah yang dinilainya minim dalam memberikan perhatian kepada petani, jauh berbeda dengan perhatian yang diberikan kepada pengusaha properti.
Lebih lanjut Sulton mengatakan, hasil riset PBNU beberapa bulan lalu menunjukkan bahwa sektor pertanian membutuhkan kehadiran pemerintah untuk menyelesaikan problem tata niaga dan harga jual saat panen.
"Sebenarnya kasus ini selalu berulang dan pemerintah dapat dipastikan tidak punya konsep jelas tentang tata niaga dan harga jual saat panen untuk produk pertanian," katanya.

Dikatakannya, data Pusat Informasi PBNU saat ini menunjukkan bahwa harga bawang merah sudah jatuh, bahkan sudah mencapai Rp7000/kilogram di tingkat konsumen di tempat-tempat tertentu.
"Kasus ini tentu kami pelajari untuk melihat sejauh mana peran Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan dalam meloloskan impor bawang merah pada saat musim panen. Jangan sampai petani bawang merah mengalami nasib yang sama dengan petani bawang putih yang saat ini hampir punah," kata Sulton.
Oleh karena itu, PBNU meminta agar pemerintah lebih serius memikirkan kelangsungan petani dalam negeri.