Pages

Thursday 29 September 2011

Dengarlah Kabar dari Neraka


oleh Aidh Abdullah al-Qarni
"Kalau para budak sudah tua dalam perbudakan,para raja membebaskan mereka laksana orang baik,Tuhanku, Engkau lebih pantas melimpahkan kemurahan ini, Aku sudah tua dalam perbudakan, bebaskan daku dari Neraka".

Allah Ta'ala berfirman tentang salah seorang penjahat,

خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ﴿٣٠﴾ ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ ﴿٣١﴾ ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ ﴿٣٢﴾ إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ ﴿٣٣﴾ وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ ﴿٣٤﴾ فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ ﴿٣٥﴾ وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ ﴿٣٦﴾ لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِؤُونَ ﴿٣٧﴾
"(Allah berfirman), Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api Neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dialah orang yang tidak beriman kepada Allah Yang Mahabesar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka pada hari ini di sini tidak ada seorang teman pun baginya. Dan tidak ada makanan (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa."(QS. Al-Haaqqah [69] : 30-37)

Khudzuuh-jahiima shalluuhu artinya mengikuti kedua tangan di belakang punggung pundak. Tsumma fii silsilatin dzar'uha sab'uuna dziraa'an faslukuuh: dia ditusuk dengan rantai besi hingga tembus pada mulut sampai ke anusnya. Na'udzu billah.
يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا ﴿٦٦﴾
Para ulama berkata: "Wajah mereka dibolak-balikkan ke kanan dan ke kiri." Allah Ta'ala berfirman: "Pada hari (ketika) wajah mereka dibolak-balikkan dalam Neraka, mereka berkata, 'Wahai, kiranya dahulu kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul'."(QS. al-Ahzab [33] : 66)
Allah Ta'ala berfirman:
إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَالِدُونَ ﴿٧٤﴾لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ ﴿٧٥﴾
"Sungguh, orang-orang yang berdosa itu kekal di dalam azab Nereka Jahanam. Tidak diringankan (azab) itu dari Neraka, dan mereka berputus asa di dalamnya."(QS. Az-Zukruf [43] : 74-75)
Kekekalan di sini adalah bagi orang yang tidak memeluk Tauhid. Adapun penganut Tauhid yang berdosa, mereka tidak kekal di dalam Neraka. Mereka mungkin masuk Neraka. Ada yang tinggal selama seribu tahun, ada yang seratus tahun, ada pula yang tinggal selama sepuluh tahun. Kita berlindung kepada Allah dari Neraka.
Kaum Ahlus Sunnah menyakini bahwa para pelaku dosa besar tidak kekal di dalam Neraka. Mungkin saja mereka masuk Neraka, tapi kemudian dikeluarkan darinya. Allah berfirman:
إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا ﴿٢١﴾ لِلْطَّاغِينَ مَآبًا ﴿٢٢﴾ لَابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا ﴿٢٣﴾ لَّا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرْدًا وَلَا شَرَابًا ﴿٢٤﴾ إِلَّا حَمِيمًا وَغَسَّاقًا ﴿٢٥﴾ جَزَاء وِفَاقًا ﴿٢٦﴾ إِنَّهُمْ كَانُوا لَا يَرْجُونَ حِسَابًا ﴿٢٧﴾ وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا كِذَّابًا ﴿٢٨﴾ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا ﴿٢٩﴾ فَذُوقُوا فَلَن نَّزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا ﴿٣٠﴾
"Sungguh, (Neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang mengawasi isi Neraka), menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas. Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama, mereka tidak measakan kesejukan di dalamnya dan tidak pula mendapat minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal. Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan, dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami. Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan manusia). Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab."(QS. An-Naba' [78] : 21-30)

Kemudian Allah Ta'ala berfirman:
وَلِلَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ ﴿٦﴾ إِذَا أُلْقُوا فِيهَا سَمِعُوا لَهَا شَهِيقًا وَهِيَ تَفُورُ ﴿٧﴾ تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ ﴿٨﴾ قَالُوا بَلَى قَدْ جَاءنَا نَذِيرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِن شَيْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ كَبِيرٍ ﴿٩﴾ وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿١٠﴾ فَاعْتَرَفُوا بِذَنبِهِمْ فَسُحْقًا لِّأَصْحَابِ السَّعِيرِ ﴿١١﴾
"Dan orang-orang yang ingkar kepada Tuhannya, akan mendapat azab Jahanam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar suara Neraka yang mengerikan, sedang Neraka itu membara, hampir meledak karena marah. Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya, penjaga-penjaga (Neraka) itu bertanya kepada mereka, 'Apakah belum pernah ada orang yang datang memberi peringatan kepadamu (di dunia?)' Mereka menjawab, 'Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakannya dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu apapun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar'." Dan mereka berkata, 'Sekiranya, (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala'. Maka mereka mengakui dosanya. Tetapi, jauhlah dari (rahmat Allah) bagi penghuni Neraka yang menyala-nyala itu."(QS. Al-Mulk [67] : 6-11)

Wahai kaum Muslimin, dengarlah kisah tentang orang-orang shaleh itu berlindung kepada Allah dari Neraka.
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ﴿٦٥﴾ إِنَّهَا سَاءتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا ﴿٦٦﴾
"Dan orang-orang yang berkata, 'Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal,' sungguh, Jahanam iu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman."(QS. Al-Furqan [25] : 65-66)

Di sini Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang shaleh itu berlindung kepada Allah dari Neraka dan bahwa mereka memohon kepada Allah agar Dia menjauhkan azab Neraka dari mereka. Para ulama menyebutkan dengan sejumlah sanad yang shahih bahwa Aisyah r.a Isteri Rasulullah shallahu alaihi wassalam, dahulu membaca berulang-ulang firman Allah sambil menangis:
فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْنَا وَوَقَانَا عَذَابَ السَّمُومِ ﴿٢٧﴾ إِنَّا كُنَّا مِن قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ ﴿٢٨﴾
"Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari azab Neraka. Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu. Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang."(QS. At-Thur [52] : 27-28).
Waki', penulis kitab az-Zuhud meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa dia membaca firman Allah:
وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ كَمَا فُعِلَ بِأَشْيَاعِهِم مِّن قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا فِي شَكٍّ مُّرِيبٍ ﴿٥٤﴾
"Dan diberi penghalang antara mereka dengan apa yang mereka inginkan sebagaimana yang dilakukan terhadap orang-orang yang sepaham dengan mereka yang terdahulu. Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) dalam keraguan yang mendalam."(QS. Saba' [34] : 54).
Ia pun menangis hingga pingsan dan disiram air untuk menyadarkannya kembali.
Ibnu Taimiyah mengisahkan tentang Ali Ibnul Fudhail bin Iyadh, salah seorang saleh dan ahli zuhud terkenal. Ibnu Taimiyah berkata: "Ayahnya shalat dengan membaca surat ash-Shaafat. Anaknya, Ali, adalah orang yang paling takut kepada Allah. Ia sedang shalat dibelakang ayahnya. Ketika al-Fudhail membaca:
وَقِفُوهُمْ إِنَّهُم مَّسْئُولُونَ ﴿٢٤﴾ مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ ﴿٢٥﴾ بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ ﴿٢٦﴾
"Tahanlah mereka (di tempat perhentian), sesungguhnya mereka akan ditanya, 'Mengapa kamu tidak tolong menolong?' Bahkan mereka pada hari itu menyerah kepada keputusan Allah."(QS. Ash-Shaafat [37] : 24-26)

Mendengar bacaan itu Ali dan anaknya jatuh pingsan. Orang-orang lalu menggotongnya pulang ke rumah. Mereka mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi ternyata ia telah mati. Kisah ini dituturkan oleh Ibnu Katsir dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Kisah ini benar-benar terjadi. Wallahu'alam.

eramuslim.com