Pages

Wednesday 4 May 2016

Kasus Yuyun, Bu Menteri Marah, Desak Pemerkosa Anak Dikebiri!

JAKARTA – Kasus Yuyun binti Yakin kini menjadi perhatian nasional. Perempuan 14 tahun asal Bengkulu itu meregang nyawa secara mengenaskan dan biadab. Dia diperkosa tiga kali oleh 14 orang. Mendengar kabar ini, Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yambise mendesak agar hukuman kebiri segera diterapkan. 

"Kami mengecam dengan keras para pelaku pemerkosaan dan pembunuhan Yuyun. Kami sangat amat kecewa dengan mereka yang melakukan tindakan keji itu," kata Yohana geram saat dihubungi Jawa Pos, kemarin (3/5).

Selain itu, Yohana menambahkan bahwa pemerintah serius untuk segera menerapkan praktek kebiri sebagai salah satu hukuman dalan sistem hukum positif di Indonesia. Hal tersebut, lanjutnya, diperlukan untuk menekan kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.

Lebih lanjut, Yohana langsung memberangkatkan tim untuk mengumpulkan keterangan atas kasus yang terjadi April lalu ini. Tim juga akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian terkait kasus tersebut.
Hingga kemarin, Yohana mengungkapkan bahwa tim yang diberangkatkan ke Bengkulu tersebut telah memberikan sejumlah laporan hasil dari lapangan. 

Salah satunya yakni adanya dugaan keterlambatan menyampaikan laporan kasus tersebut kepada pusat yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BPPPA) Provinsi Bengkulu.

Keterlambatan ini, kata dia, karena pihak BPPPA Provinsi Bengkulu mengaku merasa terancam dengan para pelaku pemerkosa dan pembunuh Yuyun, serta sejumput orang. Tapi, alasan itu tidak dapat terima.

"Sepertinya memang pihak BPPA Bengkulu yang tidak segera melaporkan kejadian Yuyun itu kepada kami. Karena itu, masalahnya masih kami dalami terus,” ungkapnya. Jika terbukti melakukan kesalahan, pihaknya tidak akan segan menjatuhkan sanksi tegas pada mereka.

http://www.jpnn.com/read/2016/05/04/399665/Kasus-Yuyun-Bu-Menteri-Marah-Desak-Pemerkosa-Anak-Dikebiri!-

BPS: 6 Dari 100 Orang Indonesia Adalah Pengangguran

Jakarta, Aktual.com — Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pada triwulan pertama 2016 tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan pada angka 5,50 persen secara ‘year to year’ dari angka 6,53 persen, atau berkurang sebanyak 430 ribu orang.
Diketahui, pada Februari 2016 terdapat 127,7 juta orang angka bekerja yang terdiri dari 120,7 juta yang bekerja dan sebanyak 7,0 juta orang sedang dalam pengangguran.
Tingkat pengangguran yang masih berada pada angka 5,50 persen tersebut (7,0 juta) memberikan makna bahwa 5 hingga 6 dari 100 orang mengalami pengangguran.
Menurut Kepala BPS, Suryamin, tingkat pengangguran perkotaan lebih tinggi 6,53 persen dibanding tingkat pengangguran pedesaan sebesar 4,35 persen.
“Meski perkotaan lebih tinggi, tapi tahun ini di pedesaan meningkat 0,03 persen poin,” kata Suryamin dalam konferensi pers di kantor BPS, Jalan Dr. Sutomo No. 6-8, Jakarta, Rabu (4/5).
Jika dilihat dari tingkat pendidikan, pengangguran lulusan menengah kejuruan menempati peringkat tertinggi yakni 9,84 persen, disusul oleh lulusan diploma 7,22 persen, sementara lulusan SD kebawah hanya 3,44.
“Kalau lulusan SD atau yang tidak tamat cenderung mau menerima pekerjaan apapun, sementara yang memiliki pendidikan lebih tinggi cenderung memilah-milah pekerjaan yang sesuai,” pungkas Suryamin.
(Karel Stefanus Ratulangi)


Menteri Puan soal kasus Yuyun: Apa tuh saya belum dengar?

Merdeka.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani mengaku belum tahu soal kasus pemerkosaan dan pembunuhan siswa SMP, Yuyun (14) di Bengkulu. Saat dikonfirmasi, dia malah bertanya balik kepada wartawan.

"Wah saya belum tahu, apa tuh ya?" tanya Puan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/5).

Puan mengaku belum mendengar kasus yang sedang menjadi sorotan publik tersebut. Apalagi, korban secara sadis diperkosa ramai-ramai oleh 14 orang pria yang sedang mabuk hingga tewas dan jasadnya ditinggalkan begitu saja.

"Saya belum denger nih, dari tadi di kantor terus," kilahnya.

Seperti diketahui, Pelajar SMPN 5 Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejanglebong, Bengkulu, meregang nyawa dengan tragis. Dia diperkosa oleh 14 lelaki mabuk di tengah hutan usai pulang sekolah. Kejadian kelam itu berlangsung pada Sabtu (2/4) lalu. Dari lisan para tersangka, pemerkosaan bermula saat empat tersangka sekitar pukul 10.00 WIB mengumpulkan uang sebesar Rp 40 ribu. Duit itu dikumpulkan buat dibelikan tuak dan kemudian diminum beramai-ramai.

Setelah pesta tuak, sekitar pukul 12.00 WIB, para tersangka kemudian nongkrong di jalanan biasa dilewati Yuyun saat pulang sekolah. Mereka masih di bawah pengaruh alkohol. Satu jam kemudian, Yuyun pulang dari sekolahnya berada di Dusun V, Desa Kasie Kasubun, menuju ke rumahnya di Dusun IV dengan berjalan kaki.

Di tengah perjalanan, Yuyun dicegat seorang pelaku. Dia lantas diseret masuk ke dalam hutan. Di lokasi ini Yuyun disekap, kemudian tangannya diikat. Para lelaki rata-rata masih remaja itu pun seperti gelap mata. Di bawah pengaruh alkohol, kelakuan mereka semakin liar. Mereka lantas memperkosa Yuyun secara bergiliran. Dia meronta tetapi tak berdaya melawan buasnya nafsu para lelaki itu.

Bahkan, pemerkosaan dilakukan masing-masing tersangka sebanyak dua kali, meski korban sudah meninggal. Setelah melampiaskan nafsunya, ke-14 pelaku menutupi tubuh Yuyun dengan dedaunan. Mereka lantas kembali ke rumah masing-masing seolah tak terjadi apa-apa. Mayat Yuyun ditemukan warga dan keluarga korban, dua hari kemudian. Ternyata, para pemerkosa Yuyun sempat ikut mencari jasad remaja itu.

Polisi tak tinggal diam. Setelah mengusut, Kepolisian Resor Rejanglebong, berhasil meringkus 12 dari 14 pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun. Kapolres Rejanglebong, AKBP Dirmanto mengatakan, para tersangka ada yang masih bersekolah dan di bawah umur.

"Dari 12 tersangka pelaku yang diamankan terdapat enam orang statusnya masih di bawah umur. Dua di antaranya tercatat masih berstatus pelajar SMP, sedangkan enam tersangka lainnya sudah dewasa. Para pelaku ini melakukan aksi kejinya setelah meminum minuman keras jenis tuak," kata Dirmanto saat menggelar jumpa pers di Mapolres Rejanglebong.

http://www.merdeka.com/peristiwa/menteri-puan-soal-kasus-yuyun-apa-tuh-saya-belum-dengar.html