Pages

Saturday 1 June 2013

Misterius! Kelamin Pria Ini Raib Saat akan Kencing & Berhubungan Seks

Ilustrasi

Jakarta, Alat kelamin Cornelius Dhliwayo selalu menghilang secara misterius setiap kali dirinya akan buang air kecil ataupun saat akan berhubungan seks. Kondisi ini tentunya tidak hanya membuat Dhliwayo tersiksa tetapi juga membuat warga sekitar terperanjat.

Seperti dikutip dari My Zimbabwe, keadaan aneh itu dialaminya setelah melakukan hubungan seks dengan seorang perempuan yang sudah menikah. Masyarakat setempat meyakini kondisi Dhliwayo itu terjadi karena runyoka, semacam kekuatan magis yang dilakukan melalui ritual di kelompok etnis tertentu di Zimbabwe untuk mencegah pasangan melakukan perselingkuhan.

"Masalah yang dialami Dhliwayo mungkin sebagai hasil dari runyoka. Ini karena karena menurut orang-orang sekitar dia melakukan hubungan seks dengan [erempuan yang sudah menikah di area yang sama. Setelah Dhliwayo memberi tahu peremouan itu tentang masalahnya, perempuan itu kabur ke Afrika Selatan, tempat di mana suaminya dikabarkan bekerja," ujar seorang informan yang mengaku bernama Dube.

Menurut pengakuan Dhliwayo perempuan yang belum diketahui identitasnya itu mengajaknya tidur bersama setelah tidak bisa memberi upah atas pekerjaan yang dilakukan pria itu di wismanya.

Kini Dhliwayo hanya bisa menangis. Keluarganya pun berupaya mencari penyembuhan melalui dukun setempat. Keluarganya khawatir Dhliwayo akan segera meninggal jika penyembuhan tidak didapat.

Keadaan semakin buruk setelah istri Dhliwayo mengancam akan meninggalkannya. Apalagi perempuan itu mengaku suaminya sudah lama tidak berhubungan badan dengannya.

"Rumahnya sekarang sepi karena keluarganya pergi untuk mencari dukun dan tabib tradisional demi kesembuhan dari penyakit langka itu," sambung Dube.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan My Zimbabwe, pria beristri di lingkungan tersebut takut melakukan perselingkuhan. Mereka khawatir penisnya menghilang akibat melakukan perselingkuhan dengan istri orang.

Runyoka dikenal sebagai suatu penyakit yang terjadi akibat berhubungan seks dengan wanita menikah yang 'dipagari' oleh suaminya melalui cara-cara tradisional. Sehingga setiap laki-laki lain yang berhubungan seks dengan perempuan itu mengembangkan penyakit tertentu. Ritual ini dilakukan suami tanpa sepengetahuan istrinya.

Seseorang yang percaya alat kelaminnya akan masuk ke dalam tubuh, menyusut atau hilang disebut genital retraction syndrome atau Koro Syndrome. Hal ini bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan.

Kondisi pada laki-laki adalah sering merasa penisnya masuk atau menyusut ke dalam, sedangkan pada perempuan merasa payudaranya yang menyusut. Gangguan ini sering terjadi di daerah Afrika dan Asia, sebagian besar muncul di daerah yang akses informasi medisnya sedikit sehingga orang percaya dengan mitos, kutukan dan takhayul.

Kondisi ini sering juga disebut dengan Penis Panic, yang mana sekelompok laki-laki akan mulai percaya bahwa penisnya menyusut atau benar-benar hilang sehingga menyebabkan kepanikan massa, seperti dikutip dari psychcomp.com

Beberapa ahli menyebut kondisi ini sebagai sebuah gangguan mental, hal ini karena kecemasan yang ekstrem di antara kelompok kadang menyebabkan gangguan mental pada orang-orang dalam kelompok tersebut. Meskipun kondisi ini sangat sulit untuk dipahami, tapi pikiran yang dimiliki oleh masyarakat tersebut sangat kuat. Sindrom ini berkaitan erat dengan kepercayaan budaya dan sihir voodoo.

(vit/vit)

 Nurvita Indarini - detikHealth

WNI Borong Properti di Australia

JAKARTA — Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan Crown International Holding Group Indonesia, Michael Ginarto, mengatakan minat warga negara Indonesia untuk membeli properti residensial di Australia sangat tinggi. Sebagai gambaran, transaksi WNI mencapai 30 persen dari nilai penjualan apartemen Crown Group pada 2012 yang mencapai Rp 2,5 triliun. “Selain tempat tinggal, mereka menjadikan properti di Australia sebagai alat investasi,” kata dia dalam diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.

Crown International adalah salah satu pengembang properti asal Australia yang gencar mengincar konsumen di Indonesia. Menurut Michael, rata-rata konsumen asal Indonesia membeli apartemen untuk anaknya yang bersekolah di Negeri Kanguru itu. Kota-kota yang menjadi pilihan di antaranya Melbourne dan Sydney.

Minat konsumen, kata Michael, semakin tinggi setelah pemerintah negara bagian memberi insentif. Pemerintah New South Wales, misalnya, memberi bonus sebesar Aus$ 5.000 untuk setiap unit properti yang dibeli konsumen asing. Namun, uang muka sebesar 10 persen langsung masuk kas pemerintah, tidak melalui pengembang. “Karena aman, properti di Australia pun diminati investor,” ujar dia.

Crown International menyasar pasar kelas atas dengan rata-rata harga properti Rp 3-30 miliar. Michael mengatakan investor asal Indonesia rata-rata membeli rumah atau apartemen seharga Rp 7 miliar. Nilai transaksinya pun cukup tinggi. “Mereka membayar secara tunai dan membeli lebih dari satu unit.”

Untuk menjaring pasar WNI yang sangat potensial, Crown International akan mendirikan apartemen senilai Rp 10 triliun. Proyek terbaru adalah apartemen Skye by Crown yang akan diluncurkan Juni mendatang. “Per tahun kami menargetkan keuntungan sebesar Rp 1 triliun,” kata Michael.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Crown Group, Iwan Sunito, menargetkan pembelian apartemen pada 2013 mencapai Rp 3,5 triliun. Dari jumlah itu, 60 persen pembeli berasal India dan Indonesia, selebihnya dari Australia, Taiwan, dan Cina.
TIKA PRIMANDARI | ARDIANSYAH BAKRIE

tempo.co

Sang Kyai

Sang Kyai hari ini resmi dirilis serentak di bioskop-bioskop utama di Tanah Air. Film karya sutradara Rako Prijanto mendapat sambutan istimewa dari masyarakat, terutama kalangan Nahdliyin, yang ingin melihat dan mengenang kembali kisah hidup dan perjuangan tokohnya tersebut, yakni Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

Sambutan ini diwujudkan dengan melakukan nonton bareng (nobar). Film yang dibintangi artis kawakan Ikranegara, Christine Hakim, dan Agus Kuncoro tersebut mengisahkan bagaimana pendiri Ponpes Tebu Ireng, Cukir, Jombang sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu berjuang bukan hanya untuk agama, melainkan juga bangsa Indonesia yang saat itu masih jabang bayi. Pada 1942–1950, yakni era perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, peran kakek mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tersebut begitu sentral, terutama di kalangan santri.

Bagi kalangan Nahdliyin, film Sang Kyai begitu emosional bukan karena mengisahkan tentang ketokohan pendiri organisasinya atau perannya mengembangkan pondok pesantren yang menjadi sentral pengembangan gerakan keagamaan. Lebih dari itu, film tersebut secara langsung sebagai bentuk pengakuan sekaligus apresiasi terhadap peran KH Hasyim Asy’ari, NU, dan santri dalam perjuangan kemerdekaan.

Generasi saat ini tidak banyak yang mengetahui peran sang kiai yang saat itu juga menjadi pemimpin tertinggi Masyumi di belakang laskar Hisbullah dan Sabilillah yang kala itu menjadi “biang” berbagai pertempuran sengit melawan penjajah di berbagai daerah di Jawa seperti Bekasi dan Ambarawa. Puncak ketokohannya adalah keluarnya “Resolusi Jihad”. Dalam fatwanya tersebut, KH Hasyim Asy’ari mengajak para santri berjihad fisabilillah melawan sekutu yang akan menduduki Kota Surabaya hingga pecah perang besar yang kelak melahirkan Hari Pahlawan 10 November 1945.

Jihad tersebut mengobarkan semangat “hidoep atau mati” untuk mengusir penjajah yang ingin kembali menguasai negeri ini. Kisah tersebut tidak diketahui karena selama orde baru ada upaya sistematis untuk melemahkan, bahkan mengeliminasi peran kesejarahan para kiai, santri, dan NU. Tak banyak yang tahu pula bahwa peran KH Hasyim Asy’ari bukan hanya mengobarkan elan perjuangan bersenjata, melainkan juga meletakkan landasan filosofi yang kukuh bagi berdirinya negara ini. Fatwa bahwa membela negara adalah membela agama.

Pendapat tersebut menjadi perekat yang kuat hubungan keislaman dan keindonesiaan. Belakangan hal tersebut menjadi fondasi lahirnya keputusan tentang Negara Indonesia adalah final dan penerimaan Pancasila sebagai dasar negara. Sejatinya, keberadaan Sang Kyai bukan hanya penting bagi kalangan Nahdliyin. Bagi bangsa ini, terutama generasi, film seperti itu sangat dibutuhkan di tengah keringnya keteladanan dari para pemimpin saat ini.

Melalui Sang Kyai dan film bergenre sejarah, biografi tokoh, dan edukasi lain seperti Sang Pencerah, Ainun dan Habibie, Seogija, Laskar Pelangi, Lima Menara, 9 Summers 10 Autumns, para generasi saat ini bisa mendapat motivasi dan pelajaran berharga tentang perjuangan, kepemimpinan, kecintaan terhadap bangsa, semangat berprestasi, dan karakter positif lainnya. Tentu film berkualitas tersebut tidak ada artinya tanpa ada dukungan dari masyarakat luas.

Kehadiran masyarakat di bioskop untuk menyaksikan film-film seperti itu adalah bahan bakar bagi para pekerja film untuk menghadirkan karya bermutu dan layak tayang. Peran pemerintah tentu juga sangat dibutuhkan. Program Kementerian Pendidikan Nasional untuk menggelar nobar film-film seperti itu harus diteruskan karena bisa menjadi alternatif pendidikan karakter bagi anak didik

 Koran SINDO
(hyk)

Wamenkum HAM: Jangan istimewakan Priyo Budi Santoso

Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana mengaku telah diberi tahu oleh Kalapas Sukamiskin terkait Priyo Budi Santoso yang mengunjungi terpidana kasus korupsi Alquran Fahd Arafiq. Denny meminta agar priyo tak diperlakukan istimewa.

"Betul, tadi siang saya dihubungi Pak Giri Kalapas Sukamiskin. Beliau mengatakan Priyo Budi Santoso minta izin untuk membesuk Fahd," kata Denny kepada merdeka.com, Sabtu (1/6).
"Saya katakan penuhi sesuai aturan kunjungan saja, seperti kunjungan-kunjungan yang lain juga," imbuh Denny.

Denny menambahkan, agar Priyo tidak dibeda-bedakan dengan pengunjung lainnya. "Jangan ada perbedaan," tutup Denny.

Sementara itu, usai mengunjungi Fahd, Priyo mengaku kedatangannya ke Lapas Sukamiskin hanyalah sebatas kunjungan biasa. "Saya kebetulan tadi kuliah di Bandung kemudian saya menengok ke sini sebagai wakil ketua DPR semacam sidak tapi gak resmi," ujarnya.

Dia berdalih salam sapa dengan semua penghuni di Sukamiskin. "Tidak, itu umum, tidak secara khusus, saya ketemu bareng-bareng. Pak Nazarudin juga ketemu. Tidak secara khusus," jelasnya.
Dalam persidangan Zulkarnaen dan Dendy, nama Priyo selalu disebut-sebut. Rekaman pembicaraan yang disadap KPK antara Zulkarnaen dan Ketua Generasi Muda Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (Gema MKGR) Fahd El Fouz isinya menyinggung ada jatah untuk Priyo. Priyo disebut-sebut diduga mendapat fee dari proyek kasus korupsi pengadaan Alquran dan Laboratorium Kementerian Agama sebesar 1%.
[war]

Reporter : Anwar Khumaini

SBY Raih Penghargaan, JK Kirim Ucapan Via SMS

JAKARTA - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla turut mengucapkan selamat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas penghargaan yang baru saja diraihnya di New York.

"Oh iya, (saya-red) saya mengucapkan selamat via SMS," ujar JK usai menghadiri acara peringatan hari lahir Pancasila yang jatuh pada hari ini di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (1/6).

Saat ditanya apakah SBY pantas mendapatkan penghargaan itu, JK menjawab diplomatis.

"Kalau (penghargaan-red) itu diberikan untuk kepentingan seluruh bangsa, iya. Bagaimanapun Indonesia ini adalah negara yang paling prulal," jawabnya.

Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menerima penghargaan World Statesman Award 2013 dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) di Garden Foyer, Hotel The Pierre, New York, Amerika Serikat, pada Kamis (30/5) waktu setempat.

Penghargaan yang diberikan kepada SBY merupakan pengakuan atas prestasinya dalam upaya internasional untuk memelihara perdamaian bersama dan dorongan untuk meningkatkan hak asasi manusia, kebebasan beragam dan kerja sama antar agama.

Namun, atas penghargaan itu, tak sedikit yang justru mencibir SBY karena menilai dirinya tidak layak menerima penghargaan tersebut. (chi/jpnn)