Industri kretek sebagai cluster
industri rokok yang berbasis agrobisnis mempunyai kontribusi besar dalam
APBN, peran ekonomi, penyerapan tenaga kerja, sosial budaya,
pendidikan, olahraga, lingkungan dll.
Benarkah Merokok Mengancam Kesehatan? Mari kita lihat fakta-fakta berikut dengan jernih.
Pertama,
Anda harus mengenal tentang tubuh manusia. Paul A.Lachance mengatakan
bahwa tubuh manusia disusun oleh 63 triliun sel, +/- 5 milyar sel, 5
ribu-50 ribu sel mengalami mutasi setiap hari. Mutasi disebabkan
makanan/minuman, stress (distress) ,obat-obatan, lingkungan,
radio-active (radon), polutan (inklusif asap rokok).
Catatan: Carl Zimmer (1) mengutip pernyataan Judith Campisi – “Ageing:
Balancing Regeneration and Cancer” – dalam Nature, 443,p.404 (2006) ,
bahwa setiap saat sel membelah, akan terjadi risiko pengembangan sel
kanker.
Kedua,
Anda harus tahu bahwa kemampuan hidup normal, organisme ~ aktivitas
pemeliharaan sejumlah keseimbangan internal yang secara kolektif
disebut homeostasis, termasuk daya tahan tubuh, imunitas. Homeostasis
diatur dalam batas sempit melalui keseimbangan cairan tubuh, fungsi
sel, aktivitas jantung, fungsi ginjal/liver/paru dan lain-lain.
Kemampuan menurun, logis, sebagai fungsi meningkatnya usia.
Maka kunci utama untuk sehat:
Pertama,
adalah keseimbangan. Bagaimana sel, protein, kelenjar dan organ yang
berada di dalam tubuh kita, yang secara terprogram, bekerja untuk
mempertahankan kesehatan dan kebahagiaan kita sesuai kapasitas dan
kemampuan menjaga keseimbangan tubuh. Dan ini ditentukan oleh kemampuan
tubuh menjaga fungsi sistem imunitas tubuh.
Kedua,
sistem imunitas tubuh, humoral dan selular, menjadi kunci utama status
sehat seseorang. Menjaga dan mempertahankan mekanisme keseimbangan
tubuh, homeostasis, akan menentukan sehat fisikal, mental dan sosial
seseorang. Setiap pengaruh makanan, minuman, obat-obatan dan lingkungan
yang mempengaruhi manusia secara fisikal, fa’aliah, psikologikal
sehingga menimbulkan depresi, kecemasan, ketidakbahagiaan dan gangguan
emosional akan berpengaruh kepada sistem kekebalan tubuh dan mudah
jatuh sakit. Disini ternyata ‘pikiran’ adalah mitra sistem imun
kesehatan. Pikiran tenang, jauh dari distress (bukan eu-stress),
berfikir positif, bahagia merupakan kunci utama menjaga keseimbangan
tubuh, dan berarti menjaga kondisi sehat. Karenanya, yang perlu dicapai
bukan hanya GNP tinggi tetapi juga GNH, Gross National Happiness,
inilah kunci sehat dan umur panjang.
Anda juga perlu tahu ini:
Pernah
ada sebuah bernama Proyek MONICA: Guna menjelaskan berbagai
kecenderungan kematian penyakit kardiovaskuler (CVD) sejak 1970, pada
tahun 1980 WHO membuat proyek MONICA, (Monitoring of trends and
determinants in Cardivascular disease) di seluruh dunia dan guna
menghubungkan faktor perubahan risiko dalam populasi periode sepuluh
tahun (1980~1990). Ada 32 sentra kolaborasi MONICA dibentuk di 21
Negara. Responden sebanyak 10 juta orang – pria & wanita usia 25~64
– yang telah termonitor diseluruh dunia. Hasilnya: tidak ada hubungan
antara trend faktor risiko utama CVD seperti koletesterol serum darah,
tekanan darah dan konsumsi rokok. Juga tidak ada hubungan antara trend
pengaruh (serangan fatal dan non-fatal) stroke dan penyakit jantung
koroner. Ternyata penyakit CVD tersebut disebabkan karena defisiensi
asam folat (folic acid); demikian juga dengan ibu hamil memerlukan asam
folat lebih tinggi daripada sebelum hamil, bisa fatal dalam
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu.
Menurut
Adler & Morris, ada empat faktor berpengaruh termasuk
Neurochemistry, Reflexes, Psikologikal dan Sosial terjadi sebagai
kodrat manusiawi. Habituasi atau adiksi karena memang di otak terdapat
nikotin reseptor. Demikian juga reflexes sebagai tipe stimulus
Pavlovian sangat manusiawi. Kepercayaan dan kebiasaan manusia
menunjukkan sikap seseorang terhadap keputusannya secara psikologikal.
Faktor sosial dalam pergaulan, lingkungan, dukungan orang lain.
Kemampuan
Tubuh? Dengan pemahaman ajaran Paracelsus “tidak ada racun didunia,
yang ada adalah dosis yang tidak benar” mendorong kita untuk mencari
takaran merokok yang ‘pas’. Memang tidak ada yang ‘pas’, sangat
induvidual karena rentangan NAB orang perorangan sangat beda dan
berpengaruh. Sehat dan bugar bisa dirasakan tetapi tidak sama dari
seorang ke orang lain. Yang kita perlukan adalah kemampuan diri kita
untuk mengendalikan konsumsi apapun, agar tidak berlebihan dan diluar
kemampuan tubuh kita, termasuk konsumsi rokok. Dimensinya adalah
frekuensi dan jumlah konsumsi. Perhatikan half-life time nikotin yang
hanya 30 menit. Bagaimana memperpanjangnya agar tubuh tidak sangat haus
konsumsi lagi. Hal ini bisa dicapai dengan merubah pola makanan dari
MPA, makanan penghasil asam menjadi MPB, makanan penghasil basa. Hal
ini akan merubah frekuensi dan secara tidak langsung akan merubah
jumlah konsumsi per hari.
Rokok penyebab kanker?
Tentang kanker. Menurut Judith Campisi: Setiap sel normal membelah, berisiko menjadi dan berkembangnya sel kanker.
Di
alam terdapat karsinogen sekunder, vide tabel berbagai karsinogen
dalam makanan. Konversi karsinogen sekunder menjadi karsinogen primer
perlu kofaktor, kokarsinogen, karsinogen promotor, DNA/RNA, dll.
Konversi karsinogen sekunder menjadi karsinogen primer dan sel kanker
diperlukan laps time 20~30 tahun.
Tentang Nikotin:
Half-life time (waktu paruh) dalam tubuh hanya 30 menit. Nikotin dalam
Media Model: bukan tergolong physical dependence tetapi psychological
dependence, tidak ada bukti euphoria, tidak ada ‘drug abuse’, tidak ada
“fly”, “climb a mounting” seperti ketika orang mengkonsumsi opium.
Perokok masih “under control” secara individual. Secara masyarakat, tak
ada subculture of violence/crime/hubungan dengan prostitusi seperti
dampak oleh hard drugs.
Sebab kematian.
10 sebab kematian (WHO): Koroner, Stroke dan Serebrovaskuler,
Trachea/Paru/Bronchus, Infeksi pernafasan, Kanker kolon, Alzheimer &
Dementias, Diabetus Melitus, Kanker payudara, Kanker usus/perut dan
PPOK Dari sepuluh sebab kematian tersebut ternyata 53,3% di negara
berpenghasilan tinggi, 44,4% berpenghasilan menengah dan 29,9% dinegara
berpenghasilan rendah.
Konsumsi
rokok tertinggi adalah Yunani, 4313 btg/orang/tahun(bot), Hongaria 3265
bot, Kuwait 3062, Jepang 3023 bot, Spanyol 2779 bot. Jepang, angka
kematian kanker paru terendah dibandingkan Amerika Serikat. Disebabkan
konsumsi enersi lemak di Jepang hanya 8% dari kebutuhan enersinya.
Sedangkan Amerika Serikat konsumsi lemaknya 40% dari kebutuhan
enersinya.
Mati karena rokok?
Sejak
dekade 80 telah terberitakan setiap 11 detik satu orang meninggal
karena rokok, sekarang diberitakan setiap 3 detik satu orang meninggal
karena rokok. Apakah pernah dinyatakan dalam certificate of death bahwa
kematian mereka
memang karena rokok? Bagaimana membuktikan kematian tersebut.
Data statistik: Yang disajikan atas dasar data epidemiologi .
Fakta : Hubungan penyakit dan angka kematian tidak
sebagai cermin data riset hidup sebenarnya. Tidak ada hubungan
kuantitatif dan kualitatif yang nyata. Orang Jepang perokok berat, 3023
batang/orang/tahun, tetapi angka kematian kanker paru terendah didunia.
Menurut Harvard Medical School, orang Jepang dalam diet harian
konsumsi sumber enersi dari lemak hanya 8% dibandingkan konsumsi orang
Amerika 40% berasal lemak (simak S.A.D./USA).
Mitos tentang perokok pasif
Issue ETS:
Environmental Tobacco Smoke, passive smoking, ditempatkan sebagai
perkosaan pernafasan orang. Non perokok lebih menderita daripada
perokok?
Bantahan: Memang ada orang yang tidak tahan terhadap
bau asap rokok. Untuk tersebut diatas harus dihargai. Bukan perokok
(dekat perokok) terpapar asap rokok tetangganya sangat minim karena
larinya asap rokok keatas (temperatur asap lebih tinggi). Dari hasil
penelitian terhadap ratusan ‘caffee’yang dilengkapi “extractor” diatas
kepala, setelah cafe tutup (sekitar durasi 4 jam) ternyata pengunjung
non-perokok dapat paparan ekivalen merokok satu batang kalau dia tinggal
di caffee selama 105 jam.
Kalau
70 juta batang rokok dibakar di Jakarta per hari, akan memberikan
total particulate mater (TPM) sebanyak 5 ton. Kalau 200 ribu kiloliter
BBM dibakar sehari akan menebarkan 100 ton TPM, ditambah dari industri,
pesawat terbang dan debu akan ada total 205 ton TPM per hari di
Jakarta. Kontribusi TPM rokok hanya 2,4%.
Benarkah rokok mengandung bahan adiktif?
Bahan adiktif: Dinyatakan bahwa nikotin sebagai bahan yang bertanggung jawab atas kecanduan seseorang yang merokok.
Bantahan: Nikotin, dari tanaman Nicotiana Tabacum,
adalah amine tertiair terdiri dari pyridine dan pyrolidine (C10H14N2).
Nikotin sering disamakan dengan sifat adiksi heroin, opium, cocain
yang selalu menuntut tambah dan tambah dosis. Dan tuduhan ini sangat
berlebihan (over-used), bahkan British Medical Association menyarankan
anggota dokternya agar tidak menggunakan kata adiksi sebab “kata
tersebut membawa impresi bahwa tidak mungkin seorang perokok bisa
berhenti, ini memungkinkan”. Memang untuk nikotin, dalam situasi asam
akan mudah membentuk garam karenanya cepat diekskresikan lewat urine.
Waktu-paruh hanya 30 menit. Dengan diet MPB akan mudah tuduhan adiksi
tersebut diatasi. Nampaknya, kata adiksi, sesungguhnya salah aplikasi
dalam konteks nikotin dan tembakau. Lihat posisi nikotin terhadap
bahan-bahan tergolong NAFZA, baik ditinjau dari tingkat
ketergantungannya dan tingkat asseptabilitasnya.
Benarkah petani tembakau melakukan pengerusakan lingkungan?
Penggundulan Hutan: Industri dituduh melakukan usaha penggundulan dan tidak melakukan perlindungan lingkungan.
Bantahan: Luas areal tembakau di Indonesia hanya
sekitar 200 ribu Ha dan luas areal ini merupakan 0,64 % dari seluruh
cropland yang ada di Indonesia.
Merokok mengganggu kesehatan ibu hamil dan anak-anak?
Tentu
saja iya! Maka itu industri rokok tidak memasarkan rokok untuk anak
dan ibu-ibu hamil. Ibu-ibu lebih rasional dalam menentukan keputusan
merokok. Sejak dulu kala, memang rokok tidak dibuat untuk anak-anak.
Tidak ada niatan dan kesengajaan bahwa rokok untuk anak-anak. Pergaulan
dalam lingkungan anak-anak yang sangat berpengaruh. Perlu perhatian
serius orang tua dan sekolah tehadap lingkungan dan
berkembang-tumbuhnya anak-anak kita kedepan. Saat ini nampaknya guru
dan sekolah lebih berperan daripada orang dan rumah tangga.
Tetapi
kalau ibu hamil dan anak-anak lebih ingin sehat, beranikah Anda
bilang: larang semua mobil yang jelas-jelas membuang polutan sangat
besar di udara. Beranikah Anda protes bahwa mi instan harus ada kalimat
larangannya untuk mengonkonsumsi dalam rentang hari tertentu karena
mengandung MSG dan lapisan lilin. Kenapa Anda tidak protes dengan tempe
dan tahu yang dibuat dari kedelai transgenik. Kenapa pula Anda tidak
pernah berteriak tentang awas ikan laut yang di beberapa laut Indonesia
mengandung kadar merkuri yang sangat besar karena lautnya sudah
tercemar?
Kenapa kampanye anti-rokok semakin hari semakin gencar?
Pertama,
terdapat perang besar antara industri farmasi dan industri rokok.
Hanya bedanya, industri farmasi berdalih sebagai ‘dewa kesehatan’ dan
menyerang industri rokok sebagai ‘setan kesehatan’. Padahal, dalam
banyak hal, industri farmasi tak kalah jahat. Lihat praktek-praktek
pemberian obat-obatan di rumahsakit dan di apotik-apotik.
Kedua,
karena di negara Eropa dan Amerika, pasar rokok sudah sampai pada
titik maksimal. Sehingga mereka harus masuk ke pasar Indonesia dan
bahkan berusaha mengakuisi perusahaan-perusahaan rokok di Indonesia.
Tetapi karena elemen penting rokok adalah tembakau yang diproduksi di
Indonesia, mereka menyerang rokok kretek sebagai rokok khas Indonesia,
sebab jika berhasil, maka tembakau yang dipakai kelak akan didatangkan
(impor) dari negara lain.
Jadi, masihkan Anda dengan dungu menganggap bahaya merokok itu hanya sekadar soal kesehatan?
Buka mata Anda, ini soal perang ekonomi dan pemalsuan penelitian.
Lebih kritis, lebih cerdas dan bangunlah dari sihir mitos berbalut
teori, yang di belakang itu semua adalah persoalan perang ekonomi!