Pages

Monday 11 April 2011

Ditemukan 14 Penderita HIV/AIDS Baru di Madiun

TEMPO Interaktif, MADIUN - Selama Januari sampai awal April 2011 sudah ditemukan 14 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Bahkan salah seorang diantaranya yang masih berusia empat tahun dinyatakan positif menderita Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

 Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Upaya Kesehatan (P2UK) Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun Soelistyo Widyantono menjelaskan, penderita dibawah usia lima tahun itu terjangkit sejak dalam kandungan ibunya yang juga terkena HIV. Ayahnya pun menderita penyakit yang sama.

”Temuan pasangan suami isteri dan anaknya itu pada akhir Maret 2011 lalu,” kata Soelistyo, Kamis, 7 April 2011.

Temuan balita yang positif AIDS, menurut Soelistyo, merupakan kasus pertama di Kabupaten Madiun.

Balita tersebut diketahui positif HIV/AIDS setelah menderita sakit kronis saat tinggal dengan kakeknya di Kabupaten Madiun.

Sang suami diketahui pernah bekerja di luar kota dan diduga menjadi penular HIV. Hingga saat ini pasangan suami isteri tersebut terus menjalani pengobatan dengan obat Antiretroviral (ARV) berbentuk pil untuk menghambat replikasi atau reproduksi virus.

“Perawatan suami isteri, juga balitanya dilakukan di rumah. Dijaga kesehatan dan lingkungannya agar tidak terjangkit penyakit yang bisa memperparah kondisinya,” papar Soelistyo yang juga Sekretaris II Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Madiun ini.

Soelistyo mengakui, belum ada obat ARV khusus untuk balita tersebut.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun menyebutkan sejak 2002 hingga awal April 2011 terdapat 103 kasus HIV/AIDS. Sebanyak 35 orang di antaranya meninggal dunia.

Dari 103 kasus tersebut, sebanyak 55 persen adalah ibu rumah tangga yang tertular dari suaminya.

Sedangkan kelompok beresiko lainnya antara lain lelaki yang suka berganti pasangan, wanita pekerja seks (WPS), tenaga kerja di luar kota atau luar negeri, pengguna narkoba dengan jarum suntik atau Inject Drug User (IDU), waria, gay, dan sebagainya.

Direktur Program Yayasan Bambu Nusantara perwakilan Madiun Andrianus M. Uran menambahkan saat ini ada perubahan trend kelompok beresiko yang paling rentan. “Kalau dulu IDU paling rentan dan sekarang yang mendominasi adalah mereka yang heteroseksual, baik lelaki atau wanita yang suka berganti pasangan,” ucapnya.

Yayasan Bambu Nusantara termasuk dalah satu lembaga swadaya masyarakat yang aktif dalam penanggulangan HIV/AIDS dan pendampingan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

“Selain concern mendampingi WPS di lokalisasi, kami juga concern mendampingi kalangan remaja yang aktivitasnya rentan tertular HIV karena free sex dan mendapat kekerasan seksual,” tutur Adrianus. ISHOMUDDIN.

No comments:

Post a Comment