Pages

Saturday 19 March 2016

Habibie, Sang Profesor Pesawat Terbang

Dream - "Apa mungkin orang Indonesia bisa bikin pesawat terbang? Orang Indonesia memang gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri".
 
Sindiran itu dilontar dari mulut Bacharuddin Jusuf Habibie saat berkunjung ke kantor Manajemen Garuda Indonesia, Kompleks Bandara Soekarno-Hatta, Januari 2012. 
 
Tapi lihat buktinya, kata Presiden Republik Indonesia ketiga ini dengan nada bergetar, sambil memutar sebuah video 17 tahun silam. 
 
Pagi itu, 10 Agustus 1995, mata dunia tertuju ke Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Pesawat perdana buatan anak negeri N-250 Gatot Kaca terbang untuk pertama kalinya.
 
Suasana tegang menyeruak ketika mesin pesawat itu mulai dinyalakan. Gemuruh 'si burung besi' terdengar. Pesawat itu melaju pelan, berputar arah kemudian mulai bergerak di landasan pacu. 
 
Kencang, semakin kencang dan akhirnya lepas landas. Pesawat N-250 terbang tinggi di atas cakrawala. N-250 terbang perdana sekitar 55 menit.
 
Semua karyawan bertepuk tangan sambil berdiri. Tak sedikit yang menangis haru. Berita ini disiarkan hampir ke seluruh dunia. 
 
Sebelumnya, sejumlah pengamat penerbangan memprediksi N-250 tidak mampu terbang dan bahkan akan jatuh saat lepas landas. 
 
Tapi mereka keliru. Hari itu, Habibie membuktikan 'Si Gatot Kaca' terbang gagah membelah angkasa biru.
 
Tapi mimpi besar soal pesawat buatan nasional ini berakhir pahit. Awan gelap krisis moneter menghantam Indonesia. 
 
Proyek N-250 tak bisa dilanjutkan karena tak ada dana. PT IPTN yang berubah nama menjadi PT Dirgantara pun ditutup paksa. Ribuan karyawannya menjadi pengangguran. 
 
Tapi semangat lelaki kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936, tak pernah mati. Ia selalu memperjuangkan agar industri penerbangan Indonesia bisa bangkit lagi. 
 
Kini Habibie bertekad menghidupkan Gatot Kaca yang mati suri. "N-250 adalah bukti, tidak ada negara lain yang berhak mengatakan orang Indonesia bodoh!," kata Habibie dengan semangat berapi-api.
 
Di usia senja, 79 tahun, pria yang pernah menjabat menteri riset dan tehnologi itu siap kembali membuat kejutan besar!
 
Ia membuat suksesor pesawat N-250. Pesawat kali ini diberi nama Regio Prop 80 (R80). Teknologi yang diadopsi pesawat ini digadang-gadang lebih efisien dan canggih, dari segi desain serta mesin, dibanding Boeing dan Airbus.
 
Penerus 'Gatot Kaca' bakal terbang perdana menjajal bandara baru di Majalengka pada 2018, tepatnya bulan Agustus. Kemungkinan besar di Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.
 
Belum banyak informasi detail soal pesawat anyar buatan Habibie itu. Tapi banyak orang berdebar menanti. 
 
Habibie memang telah diakui oleh dunia penerbangan. Saat ilmuan penerbangan dari berbagai belahan dunia kelimpungan mencari solusi untuk mencegah kecelakaan akibat keretakan pada bagian sayap, Habibie muncul dengan solusi.
 
Pria yang lama tinggal di Jerman ini muncul membawa teori keretakan pesawat yang kondang dengan sebutan 'Faktor Habibie' untuk menciptakan pesawat yang sangat aman untuk penerbangan. 

http://www.dream.co.id/orbit/habibie-sang-profesor-pesawat-terbang-1603021.html

No comments:

Post a Comment