Pages

Wednesday 16 November 2011

Indonesia Sepakat Impor 250 Ribu Ton Beras India


JAKARTA--MICOM: Perum Bulog sudah melakukan kesepakatan dengan India untuk mengimpor beras sebesar 250 ribu ton. Penandatanganan kontrak kesepakatan kerjasama akan dilakukan mungkin 1-2 hari mendatang.

Demikian diungkapkan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso, Rabu (16/11).

Menurutnya, Perum Bulog segera mengimpor beras dari India karena tidak ingin mengambil resiko kekurangan beras hingga awal tahun depan. Sebab, produksi padi tahun ini berdasarkan angka ramalan III Badan Pusat Statistik mengalami penurunan 1,63% jika dibandingkan dengan tahun lalu atau menjadi 65,39 juta ton Gabah Kering Giling.

"Setelah kontrak ditandatangani, India menjanjikan beras sudah bisa dikirim dua minggu setelahnya," kata Sutarto.

Dia menjelaskan, impor beras dari India tersebut tidak melalui kesepakatan barter seperti yang ramai diberitakan. Impor beras dari India dipastikan murni urusan jual beli.

"Perum Bulog membeli beras India pakai uang dari kredit bank," ungkap dia.

Menurut Sutarto, beras asal India memiliki kualitas lebih baik dibanding beras dari Thailand maupun Vietnam. Beras asal India memiliki kandungan patahan 10%, sementara beras Vietnam dan Thailand kandungan patahannya 15%.

Pemberlian beras tersebut menggunakan sistem FOB. Namun, Sutarto enggan menyebutkan harga pembelian beras impor tersebut. "Yang pasti harga pembelian beras sudah mencakup ongkos pengapalan dan pengiriman," pungkasnya.

Sebelum melakukan kesepakatan impor beras dari India, Indonesia lebih dulu meneken nota kesepahaman impor beras dari Thailand dan Vietnam melalui mekanisme Government to Government. Kedua negara itu menyatakan komitmennya untuk mendahulukan ekspor berasnya kepada Indonesia hingga 2 juta ton.

Namun, pemerintah Thailand membatalkan ekspor beras ke Indonesia dengan alasan terlalu rendahnya harga pembelian yang ditawarkan. Hal ini membuat Perum Bulog mencari alternatif negara lain untuk menjaga stok beras.

Sutarto menambahkan, realisasi impor beras dari Vietnam kini sudah mencapai 727 ribu ton. Bulan Oktober lalu, Bulog mengaku sudah menandatangani kontrak impor beras dengan Vietnam sebanyak 1,2 juta ton, yang berasal dari dua kontrak. Kontrak awal sebesar 500 ribu ton dan kontrak kedua 400 ribu ton. Ditambah kontrak ketiga sebesar 300 ribu.

"Dengan Vietnam kami sudah 3 kali tandatangan kontrak," ujarnya.

Mengenai ketidakjelasan impor 300 ribu ton beras dari Thailand, lanjut dia, Perum Bulog juga mengimpor 150 ribu ton beras untuk komersial. Dari jumlah impor beras Thailand itu, sudah terealisasi sebesar 88 ribu ton.

"Sampai saat ini Bulog belum mendapat informasi resmi secara langsung mengenai 300 ribu ton beras itu. Bulog masih digantung sejak Agustus lalu," jelasnya.

Sampai saat ini, posisi stok beras yang ada di gudang Bulog diakui Sutarto mencapai lebih dari 2 juta ton. Meski stok sudah mencapai jumlah itu, namun Bulog masih harus mengeluarkan sekitar 400 ribu ton beras hingga Desember mendatang untuk raskin dan operasi pasar.

"Kami sudah menggelontorkan beras operasi pasar sebanyak 253 ribu ton, dan harus mengeluarkan raskin ke-13 kira-kira sebesar 260 ribu ton," ujarnya. (WR/OL-3)

No comments:

Post a Comment